Senin, 18 Desember 2017
On 22.35 by Nur Rakhmat in Artikel Populer No comments
Alhamdulillah dimuat di Harian Tribun Jateng, 19/12/2017 ...
Semoga bisa memotivasi diri dan pembaca untuk selalu istiqomah dalam kebaikan mendidik siswa. Amin y rabbal alamin ..
Sukses Selalu ...
Semoga bisa memotivasi diri dan pembaca untuk selalu istiqomah dalam kebaikan mendidik siswa. Amin y rabbal alamin ..
Sukses Selalu ...
Guru
dan Keteladanan Nabi Muhammad SAW
Oleh
: Nur Rakhmat
Presiden
Joko Widodo berharap peringatan Hari Guru nasional dan HUT Ke-72 PGRI menjadi
momentum berbenah untuk menyiapkan generasi yang tangguh. Namun, untuk membentuk
generasi tangguh diperlukan juga guru yang berjiwa tangguh. Artinya guru yang
mau menempa diri, mau meningkatkan kompetensi diri, dan mau belajar untuk
kemudian mau menularkan dan membaktikan dirinya untuk kepentingan perserta
didik khususunya dan pendidikan pada umumnya.
Selain
itu, dibutuhkan pula guru tangguh yang mempunyai jiwa keteladanan pada diri
guru tersebut. Lalu, jiwa keteladanan bagaimana yang dibutuhkan guru agar bisa
membentuk generasi tangguh di masa mendatang?
Keteladanan Nabi Muhammad SAW
Nabi
Muhammad SAW, sebagai nabi dan rosul yang diutus oleh Allah SWT di jazirah
arab, tentu sudah dibekali dengan ilmu dan pengetahuan akan kondisi masyarakat
arab dan sebagainya yang manfaatnya untuk memudahkan Nabi Muhammad SAW dalam
mendidik kaumnya dari zaman jahiliah atau zaman kebodohan ke zaman yang lebih
beradab.
Sebagaimana
kita ketahui bersama, Nabi Muhammad SAW memiliki empat sifat utama, di mana
sifat tersebut sudah terbukti kebenarannya membentuk generasi tangguh yang
mampu menjadi penerus Nabi Muhammad SAW dalam mendidik kaum arab jahiliah
setelah beliau wafat.
Adanya
generasi khulafaur rasyidin, dengan sahabat Abu Bakar Ash shidiq, Umar bin
Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib sebagai penerus nabi, adalah salah
satu bukti generasi tangguh hasil didikan Nabi Muhammad SAW yang mampu menjadi
penerus nabi dalam dakwah memerangi segala bentuk kejahiliyahan atau kebodohan masyarakat arab waktu tersebut.
Guru,
sebagai pendidik yang berperan penting dalam membangun jiwa generasi penerus
bangsa hendaknya juga bisa meneladani nilai-nilai positif sifat keteladanan
Nabi Muhammad SAW tersebut.
Apalagi
dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikatakan, bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Oleh
karena itu, sudah menjadi ketentuan wajib bagi guru untuk menjadi guru
profesional yang kompeten dan tangguh serta memiliki jiwa keteladanan sifat-sifat
utama nabi Muhammad SAW, yang meliputi sifat shidiq, amanah, tabligh, dan
fatonah.
Sifat
yang pertama adalah Shidiq atau benar. Seorang guru, jika menginginkan peserta
didiknya menjadi generasi yang tangguh dan tahan banting terhadap segala bentuk
paparan karakter negatif, guru hendaknya juga memiliki sifat dan karakter
shidiq di dalamnya.
Artinya,
apa yang diajarkan oleh guru hendaknya hal yang sifatnya benar atau bukan salah
atau bahkan hoaks di dalamnya. Sehingga dengan guru memiliki sifat Shidiq
secara langsung maupun tidak langsung, guru juga berkarakter benar dan jujur,
yang oleh Mahatma Gandhi dikatakan bahwa inti dari moralitas adalah kejujuran.
Sifat
keteladanan Nabi Muhammad SAW selanjutnya yang patut diteladani guru adalah
sifat amanah atau sifat dapat dipercaya. Mengapa sifat amanah sangat penting
bagi guru? Sesuai dengan tupoksi guru dalam undang-undang, yaitu mendidik dan mengajar
siswa, tidak mungkin seorang guru dalam mendidik siswanya asal didik, atau
melakukan malpraktik dalam pendidikan. Tidak mungkin pula, seorang guru dalam
mendidik siswanya hanya asal masuk (asma) ataupun bentuk kelalaian lainnya.
Oleh
sebab itu, sikap amanah penting bagi guru. Karena dengan guru memiliki amanah
yang baik, guru dalam mendidik siswa pasti akan mengeluarkan kemampuan
terbaiknya, guru juga akan memberikan pelayanan prima kepada siswa. Selain itu,
guru juga sadar bahwa siswa adalah mendidik siswa adalah salah satu jalan untuk
menggapai ridho Allah SWT sebagai bentuk menjalankan amanah dari orang tua
untuk mendidik siswa menjadi generasi yang unggul dan bermoral.
Sifat
selanjutnya adalah tabligh atau menyampaikan. Sebagaimana Nabi Muhammad dalam
mendidik kaumnya menjadi generasi bermoral, guru hendaknya juga menyampaikan
atau mendidik kebaikan terhadap anak didiknya. Guru hendaknya juga menjadi
teladan bagi siswanya.
Apalagi
tidak semua siswa mempunyai latar belakang sama antara satu dengan yang
lainnya. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk menjadi teladan
keberagaman siswa. mulai dari kecerdasan yang beragam, sampai latar belakang
keluarga yang beragam pula. Di sinilah peran guru dalam membentuk jiwa tangguh
siswa dengan cara menyampaikan kebenaran dan menunjukkan keteladanan kepada
siswa. Dengan harapan, di masa mendatang siswa bisa lebih percaya diri dan
yakin akan manfaatnya terhadap sesama.
Sifat
keteladanan Nabi Muhammad SAW selanjutnya yang wajib diteladani guru adalah
fatonah atau cerdas. Ya, guru harus cerdas! Artinya seorang guru harus cerdas
dalam mengenali karakter siswa. Dengan sikap cerdas, guru juga akan lebih bijak,
dan hati-hati dalam mendidik siswanya. Dengan cerdas pula, guru juga akan mampu
meningkatkan kompetensi yang dimilikinya untuk kemudian disampaikan kepada
siswanya.
Selain
itu, dengan sikap cerdas, guru juga bisa menjadi penyelam yang baik bagi siswa.
Guru juga sadar, bahwa kecerdasan siswa juga beragam atau siswa tidak hanya
cerdas intelektual saja. Tetapi guru sadar bahwa siswa juga memiliki kecerdasan
majemuk, mulai dari kecerdasan matematic logic, linguistik, spacial,
intrapersonal, interpersonal sampai kecerdasan naturalis.
Banyak
manfaat positif yang diperoleh guru jika guru bisa meneladani sifat wajib Nabi
Muhammad SAW tersebut. Diantaranya adalah guru lebih mudah dalam membentuk
siswa menjadi generasi tangguh karena guru sudah memiliki model yang tepat
dalam mendidik siswa.
Manfaat
kedua, guru mampu menginspirasi siswa untuk selalu menjadi teladan bagi diri,
keluarga dan temannya lingkungannya. Sehingga, dengan adanya dampak saling
teladan berketaladanan ini harapannya karakter tangguh siswa terbentuk dan siswa mampu menjadi inspirasi
bagi siswa lainnya.
Manfaat
yang ketiga adalah tujuan nasional bangsa Indonesia akan tercapai. Mengapa
demikian? Ini dikarenakan dengan adanya dampak langsung yang ditimbulkan dari
sikap keteladanan guru dan siswa, budaya positif bangsa terbentuk. Sehingga suasana
kondusif dalam bernegara dan bermasyarakat juga tercapai.
Dibutuhkan
keseriusan dan komitmen dari guru dan stake holder terkait agar keteladanan
positif tersebut agar bisa menjadi budaya luhur tiap elemen masyarakat. Dan sesuai
dengan tema HGN “Membangun Pendidikan Karakter Melalui Keteladanan Guru” tahun ini, guru benar-benar bisa menjadi
teladan bagi sesama dengan pemodelan dan praktik yang baik dalam kesehariannya.
Dan
dengan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Guru Nasional yang hampir
bersamaan. Mari kita tingkatkan karakter saling memberi ketedalanan dalam
bersikap, bertutur kata dan berperilaku, sehingga antara satu komponen dengan
komponen lain saling menguatkan dan saling menginspirasi untuk menjadi generasi
tangguh dan bermoral. Tentu demi Indonesia yang semakin beradab.
Nur
Rakhmat, S.Pd.
Guru
SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. HP.
081542557038
Alamat
: Jalan Candi Intan V/1129 Rt.7/9 Kelurahan Kalipancur Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang
Langganan:
Postingan (Atom)
Search
Video
Kurtilas
Kategori
Artikel Ilmiah Populer
(23)
Bank Soal
(20)
Artikel Populer
(15)
Puisi
(12)
Berita
(11)
Kisah Sang Guru
(10)
Cerita Anak
(6)
Pidato
(4)
Buku
(3)
Dongeng
(2)
Esai
(2)
Geguritan
(2)
info lomba
(2)
Cerpen
(1)
Galeri Foto
(1)
Media Pembelajaran
(1)
Pantun
(1)
TUGAS SISWA
(1)
TUGAS SISWA 2
(1)
Tugas 4
(1)
Tugas Siswa 3
(1)
Diberdayakan oleh Blogger.