Oleh: Nur Rakhmat, S.Pd

Selasa, 29 September 2020

On 06.39 by Nur Rakhmat in    4 comments

 

Guru Solutip ( Refleksi Diri Guru yang Berusaha Menjadi Guru)

Nur Rakhmat

Guru SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

“ Jadi orang yang solutip gitu loh!” itulah petikan dialog Bu Tedjo yang sedang viral beberapa waktu lalu. Guru sebagai subjek pendidikan di era pandemic dan era digital ini, hendaknya juga memiliki sikap solutip yang bisa membawa kebermanfaatan dalam proses belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah.

Bentuk guru solutip di era pandemi hemat penulis diantaranya adalah memanfaatkan sumber daya yang ada. Artinya bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya untuk berkembang dan bertumbuh bersama mengikuti perkembangan zaman. Karena dengan mengikuti perkembangan zaman, sikap professional sebagai salah satu satu bentuk kompetensi yang dimiliki guru selain kompetensi social, pedagogic, dan kepribadian bisa berperan dalam pendidikan di era kini dan masa depan.

Kemudian, bentuk guru solutip berikutnya adalah selalu menanamkan, menumbuhkan dan membiasakan serta membudayakan merdeka belajar. Seperti yang disampaikan oleh Mas Menteri Nadiem Makarim, bahwa merdeka belajar adalah suatu kemerdekaan berpikir yang bentuk esensi utamanya berasal dari guru terlebih dahulu kemudian menuju ke siswa. Maka dari itu, kemerdekaan guru ada mutlak dan harus diutamakan, termasuk kemerdekaan saat mendidik siswa, kemerdekaan dalam finansial dan kemerdekaan dalam berkreasi serta menginspirasi serta kemerdekaan berorganisasi.

Bentuk ketiga dari guru solutip adalah memiliki kompetensi abad 21. Artinya kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif harus dimiliki mutlak oleh guru. Karena dengan guru memiliki kemampuan 4C di era modern 4.0 ini, guru tidak akan kesulitan dalam proses belajar bersama siswa.

Misal dalam sikap kreatif, guru bisa membuat media pembelajaran yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran siswa sesuai dengan kondisi yang dihadapainya, bisa yang berbasis IT ataupun non IT. Dengan kolaborasi, seorang guru bisa dengan mudah berkerja sama dengan rekan saling belajar dan gotong royong memiliki tujuan untuk mencerdaskan generasi bangsa.

Bentuk guru solutip berikutnya adalah guru memiliki karya alias berkarya. Karya dalam bentuk apa saja? Hemat penulis ada beberapa karya yang bisa dijadikan sebagai bentuk sikap solutif guru di era pandemic ini, yaitu karya berupa media pembelajaran dan karya dalam pola pendidikan ke siswa.

Karya media pembelajaran sangat penting bagi guru, karena mempermudah guru memberikan materi ajar kepada siswa. Seperti yang dikatakan oleh Sudjana dan Rivai (1992 : 2) bahwa manfaat media dalam proses belajar mengajar, di antaranya yaitu proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik.

Sedangkan karya dalam pola pendidikan diantaranya guru bisa membangun komunikasi dengan siswa, tidak hanya sebagai guru namun lebih cenderung menjadi orang tua dan teman teladan yang baik bagi siswa, karena dengan cara keteladanan inilah guru bisa mendampingi dengan baik proses pendidikan dan pola asih, asah, asuh guru di sekolah memberikan bekah untuk generasi penerus bangsa yang semakin cerah.

Namun, agar guru solutip benar benar bisa memberikan solusi, dibutuhkan sikap moral positif atau akhlakul karimah, keteladanan, dan sikap istiqomah dari masing masing guru sehingga guru benar benar bisa menjadi teladan, diguru lan ditiru serta bermutu dan berdedikasi tinggi demi pendidikan Indonesia yang lebih maju serta unggul, cerdas, bermoral dan berkarakter.

Nama   :  Nur Rakhmat,S.Pd.

Guru SDN Kalibanteng Kidul 01. Kota Semarang. Hp. 081542557038. Email : nurrakhmatcahayakasihsayang@yahoo.com. Jln. Candi Intan V No.1129 Rt.07 Rw.09 Kelurahan Kalipancur Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang 50183


Selasa, 01 September 2020

On 10.55 by Nur Rakhmat in    8 comments

 

Suara di Balik Kaca

Karya : Kang Rakhmat

 Masih ingatkah Kau suara di balik kaca?

Masih ingatkah Kau ketika Sang Kala hendak menjadi biang cerita?

Masih ingatkah Kau ketika dunia dalam berita selalu menjadi tanda?

Suara di balik kaca

Suara yang penuh tanda tanya

Suara yang menggema bagai kalam yang tiada sebatas istilah semata

Suara yang katanya sekarang menjadi primadona insan dunia

Suara yang penuh ilusi cerita cinta insan pembeda

Wahai kawan penghamba saloka

Wahai kawan pelaku titah wacana

Wahai kawan pemandu dharma ganesha

Suara di balik kaca hanyalah sebongkah asa

Suara di balik kaca hanyalah satu cara mengguncang frasa isi jiwa

Suara di balik kaca bukan utama namun penuh makna

Suara di balik kaca bukanlah suatu tanda resesi cinta

Namun …

Apakah kini Kau sadari kawan?

Suara di balik kaca terus menggema melangkah bersama gelora Sang Begawan Tinta

Suara di balik kaca menjadi primadona walau banyak pencela meniup bara

Suara di balik kaca menjadi irama dalam notasi birama penuh rima

Suara di balik kaca menjadi terbuka kala waktu tiada habis berkata

Suara di balik kaca menjadi idola sebuah asa yang menggelora

Suara di balik kaca menjadi pelipur lara hati yang terluka

Dan kau harus tiada terlupa kawan!

Suara di balik kaca

Seolah menjadi tanda sebuah budaya

Suara di balik kaca

Seolah menjadi pengelana dalam langkah jiwa tiap pemuda

Suara di balik kaca

Bagai fatamorgana cerminan jiwa muda tiada tertanda

Suara di balik kaca

Bagai pengikat rindu roda roda cinta penguat figur sorga

Suara di balik kaca

Seolah menjadi pertanda bahwa kita harus sudah menjadi esok lusa

Suara di balik kaca

Tetap menggoda jiwa sanubari penuh tanda tanya dalam bingkai menggapai makna

 

Pasadena, 01092020.0000