Rabu, 22 September 2021
On 16.17 by Nur Rakhmat in Bank Soal 41 comments
Kamis, 23 September 2021
Semangat pagi anak anak, sekarang kita belajar materi berikut ya, oiya pak guru dan bu guru dibantu ya, jelaskan gambar peristiwa berikut, selamat menikmati dan silakan diisi di kolom komentar
silakan kedua gambar tersebut adalah ilustrasi dari peristiwa pertempuran Ambarawa
dan jangan lupa, untuk segera membuat tugas ini ya mas mbk.. Salam belajar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Video
Kurtilas
Kategori
Artikel Ilmiah Populer
(23)
Bank Soal
(20)
Artikel Populer
(15)
Puisi
(12)
Berita
(11)
Kisah Sang Guru
(10)
Cerita Anak
(6)
Pidato
(4)
Buku
(3)
Dongeng
(2)
Esai
(2)
Geguritan
(2)
info lomba
(2)
Cerpen
(1)
Galeri Foto
(1)
Media Pembelajaran
(1)
Pantun
(1)
TUGAS SISWA
(1)
TUGAS SISWA 2
(1)
Tugas 4
(1)
Tugas Siswa 3
(1)
Diberdayakan oleh Blogger.
Gambar diatas merupakan gambar pertempuran Ambarawa.
BalasHapusPertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Pada awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR.
TKR dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Situasi yang gaduh pun berujung pada pertempuran.
Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Situasi ini sempat mereda saat Presiden Soekarno turun tangan menenangkan suasana dan memerintahkan untuk gencatan senjata.
Namun, sekutu melanggar aturan tersebut. Pasukan sekutu diam-diam bergerak meninggalkan Magelang menuju Ambarawa.
Letkol Isdiman mengadang pasukan sekutu. Namun sayang, usaha Letkol Isdiman membebaskan dua desa yang dikuasai sekutu dibayar dengan nyawanya.
Setelah Letkol Isdiman tewas, komando perang diambil alih oleh Kolonel Soedirman.
Kehadiran Soedirman di garis depan perang memberikan semangat bagi para pasukan TKR. Soedirman menyusun strategi dengan mencari titik lemah sekutu.
Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri. Jalur komunikasi dan logistik pasukan sekutu juga diputus untuk mengurangi kekuatan militer.
Nama : Dewi Utari Widiasmoro
Kelas : VI A
Absen : 9
Nama : Fadhil Galang Adicandra Priyono
BalasHapusNo. : 15
Kelas: 6A
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran antara tentara Indonesia dengan tentara Inggris.
Pertempuran itu terjadi antara 20 Oktober sampai 15 Desember 1945, di Ambarawa, kabupaten Semarang, Jawa tengah.
Pertempuran ini dimulai saat pasukan sekutu dan NICA mulai memberi senjata pada tawanan perang di Ambarawa dan Magelang.
Hal itu memicu kemarahan penduduk setempat, hubungan pun semakin runyam saat sekutu melucuti senjata anggota angkatan darat Indonesia.
Pada tanggal 11 Desember 1945, Kol Soedirman mengadakan rapat dengan para komandan sektor TKR dan Laskar.
Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan mulai dilancarkan.Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul oleh penembak penembak senapan karabin.Pertempuran berkobar di Ambarawa.Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa dikuasai oleh kesatuan kesatuan TKR.
Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit.Kol Soedirman langsung memimpin pasukan nya yang menggunakan taktik gelar Supit utang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar benar terkurung.Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali.Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945, pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan sekutu dibuat mundur ke Semarang.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingati nya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hati Juang Kartika.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPertempuran Ambarawa
BalasHapusPada tanggal 20 Oktober 1945, tentara sekutu di bawah pimpinan Brigadir Betthel mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang.
Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA. Namun, ketika pasukan sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang, para tawanan justru dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Pada tanggal 26 Oktober 1945 di kota Magelang terjadi pertempuran antara pasukan TKR dengan pasukan gabungan Inggris dan NICA. Insiden tersebut terhenti setelah Soekarno dan Brigadir Betthel melakukan perundingan dan memperoleh kata sepakat. Namun ternyata pihak sekutu mengingkari janji. Pada tanggal 12 Desember 1945, pertempuran berkobar di Ambarawa. Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit utang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir. Indonesia berhasil membuat sekutu mundur. Kemenangan ini kini diabadikan dengan didirikannya
"Monumen Palagan Ambarawa" dan diperingati sebagai hari jadi TNI AD atau Hari Juang Kartika.
Nama. : Rizqian Putra Giyandra
Kelas. : 6A
No. Absen: 42
Gambar diatas merupakan gambar pertempuran Ambarawa.
BalasHapusPertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Pada awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR.
TKR dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Situasi yang gaduh pun berujung pada pertempuran.
Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Situasi ini sempat mereda saat Presiden Soekarno turun tangan menenangkan suasana dan memerintahkan untuk gencatan senjata.
Namun, sekutu melanggar aturan tersebut. Pasukan sekutu diam-diam bergerak meninggalkan Magelang menuju Ambarawa.
Letkol Isdiman mengadang pasukan sekutu. Namun sayang, usaha Letkol Isdiman membebaskan dua desa yang dikuasai sekutu dibayar dengan nyawanya.
Setelah Letkol Isdiman tewas, komando perang diambil alih oleh Kolonel Soedirman.
Kehadiran Soedirman di garis depan perang memberikan semangat bagi para pasukan TKR. Soedirman menyusun strategi dengan mencari titik lemah sekutu.
Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri. Jalur komunikasi dan logistik pasukan sekutu juga diputus untuk mengurangi kekuatan militer.
Aswar nur fauzi 7/6a
Gambar di atas adalah gambar ilustrasi peristiwa pertempuran Ambarawa
BalasHapusPeristiwa pertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR.
TKR dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Situasi yang gaduh pun berujung pada pertempuran.
Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Situasi ini sempat mereda saat Presiden Soekarno turun tangan menenangkan suasana dan memerintahkan untuk gencatan senjata.
Namun, sekutu melanggar aturan tersebut. Pasukan sekutu diam-diam bergerak meninggalkan Magelang menuju Ambarawa.
Letkol Isdiman mengadang pasukan sekutu. Namun sayang, usaha Letkol Isdiman membebaskan dua desa yang dikuasai sekutu dibayar dengan nyawanya.
Setelah Letkol Isdiman tewas, komando perang diambil alih oleh Kolonel Soedirman.
Kehadiran Soedirman di garis depan perang memberikan semangat bagi para pasukan TKR. Soedirman menyusun strategi dengan mencari titik lemah sekutu.
Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang/pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri. Jalur komunikasi dan logistik pasukan sekutu diputus untuk mengurangi kekuatan militer
Nama:Rayhan Ade Yudanta
Kelas:6A
Absen:38
Nama : Amira Fitriyani Gunawan
BalasHapusKelas : 6A
No abs : 06
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran yang terjadi antara Tentara Indonesia dengan Tentara Inggris. Peristiwa ini terjadi antara 20 Oktober sampai 15 Desember 1945 di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Peristiwa Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di Magelang. Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell. Oleh pihak Republik Indonesia, Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang.Ia juga diperbolehkan untuk melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang. Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.
Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris. Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara.Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa. Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa.
Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar. Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa Pingit.Pasukan Imam pun berhasil menduduki Pingit. Sementara itu, kekuatan di Ambarawa semakin bertambah dengan datangnya tiga batalion yang berasal dari Yogyakarta. Mereka adalah Batalio 10 Divisi X di bawah pimpinan Mayor Soeharto, Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono, dan Batalion Sugeng. Meskipun tentara Inggris sudah dikepung, mereka tetap mencoba menghancurkan kepungan tersebut.
Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor. Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit. Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir. Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target masing-masing. Dalam kurun waktu 1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam.Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk memutus pertempuran. Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang.
6A_3_Adrizty Putri Kemala Sucahya
BalasHapusPertempuran Ambarawa
Tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu dipimpin Brigadir Bethell tiba di Semarang bertujuan mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Tentara Sekutu dibonceng NICA. Semula kedatangan sekutu di sambut baik, Gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro menyepakati menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi tugas Sekutu dan Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Indonesia.
Saat pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan tawanan tentara Belanda namun para tawanan tersebut dipersenjatai sehingga menimbulkan pertempuran. Tentara Sekutu mundur dan bertahan di Desa Jambu karena dihadang pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta. Saat pengunduran, tentara Sekutu menduduki dua desa sekitar Ambarawa. Pasukan Indonesia dipimpin Letkol. Isdiman membebaskan dua desa tersebut, namun ia gugur. Hal ini menyebabkan Komandan Divisi V Banyumas, Kol. Soedirman merasa kehilangan perwira terbaiknya sehingga ia langsung turun lapangan memimpin pertempuran, kehadiran Kol. Soedirman memberi napas baru untuk pasukannya. Siasat yang diterapkan adalah serangan mendadak serentak di semua sektor. Bantuan datang dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang dan lain – lain.
Tanggal 23 November 1945 terjadi pertempuran, Sekutu bertahan di kompleks gereja dan kerkhop Belanda Jl. Margo Agoeng. Pasukan Indonesia terdiri Yon Imam Adrongi, Yon Soeharto dan Yon Soegeng. Sekutu mengerahkan tawanan – tawanan Jepang diperkuat tanknya menyusup dari belakang ke tempat kedudukan Indonesia sehingga pasukan Indonesia pindah ke Bedono. 11 Desember 1945 Kol. Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar.
Tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan dilancarkan, diawali tembakan mitraliur, penembak senapan karabin. Pertempuran berkobar di Ambarawa, satu setengah jam kemudian jalan raya Semarang – Ambarawa dikuasai kesatuan – kesatuan TKR.
Pertempuran Ambarawa sangat sengit, Kol. Soedirman langsung memimpin pasukannya dengan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali. Setelah bertempur selama 4 hari, 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa, Sekutu mundur ke Semarang.
Berkat jasa – jasanya Kolonel Soedirman diangkat Jenderal Panglima Besar TKR. Untuk mengabadikan kemenangan pertempuran Ambarawa didirikan Monumen Palagan Ambarawa dan tanggal 15 Desember diperingati Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Infantri Nasional Indonesia atau Hari Juang Kartika.
Nama:Fattah Risky Dwitama
BalasHapusKelas:6A
No urut:16
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran yang terjadi antara Tentara Indonesia dengan Tentara Inggris.
Peristiwa ini terjadi antara 20 Oktober sampai 15 Desember 1945 di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Pertempuran Ambarawa dimulai saat pasukan Sekutu dan NICA atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda mulai mempersenjatai tawanan perang Belanda di Ambarawa dan Magelang.
Hal ini kemudian memicu kemarahan pada penduduk setempat,saat Sekutu mulai melucuti senjata anggota Angkatan Darat Indonesia.
Peristiwa Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di Magelang.
Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell.
Oleh pihak Republik Indonesia, Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang.
Ia juga diperbolehkan untuk melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.
Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda. Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Jepang.
Pada 26 Oktober 1945, insiden ini pecah di Magelang. Pertempuran pun berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris.
Pertempuran sempat berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang pada 2 November 1945.
Mereka pun mengadakan perundingan untuk melakukan gencatan senjata.
Melalui perundingan tersebut tercapai sebuah kesepakatan, antara lain:
Pihak Inggris akan tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APW.
Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan Inggris.
Inggris tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawah kekuasaannya.
Sayangnya, pihak Inggris mengingkari perjanjian tersebut.
Kesempatan dan kelemahan yang ada dalam pasal tersebut dipergunakan Inggris untuk menambah jumlah pasukannya yang berada di Magelang.
Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris.
Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara.
Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa.
Tokoh dalam pertempuran Ambarawa diantaranya adalah
Letnan Kolonel Isdiman
Kolonel Soedirman,
M. Sarbini,
dan Brigadir Bethel,
Letnan Kolonel Isdiman merupakan pasukan
yang bertugas dalam mengatur siasat pertempuran dan akhirnya gugur dalam pertempuran Ambarawa.
Kemudian Kolonel Soedirmanlah yang menggantikannya dan dengan menggunakan taktik taktik supit urang, tentara sekutu akhirnya mundur ke Semarang.
M. Sarbini merupakan Pemimpin TKR khusus resimen dari Magelang,
sementara Brigadir Bethel merupakan pemimpin dari tentara Inggris.
Sekira pukul 16.00 WIB, Jalan Raya Ambarawa - Semarang berhasil dikuasai TKR dan pengepungan musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan sempurna.
Terjadilah pertempuran jarak dekat. Musuh mulai mundur pada tanggal 14 Desember 1945. Persediaan logistik maupun amunisi musuh sudah jauh berkurang. Akhirnya, pasukan sekutu mundur dari Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada tanggal 15 Desember 1945, pukul 17.30 WIB.
Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang dari TKR. Benteng pertahanan sekutu yang tangguh berhasil direbut pasukan TKR. Kemenangan pertempuran Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945 dan keberhasilan Panglima Besar Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen Palagan Ambarawa. TNI AD memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai Hari Infanteri.
Berdasar Keputusan Presiden RI No. 163/1999, Hari Infanteri kemudian diganti dengan nama Hari Juang Kartika.
Gambar di atas menjelaskan tentang ilustrasi peristiwa pertempuran Ambarawa
BalasHapusPertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah.Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.Pada awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Situasi ini sempat mereda saat Presiden Soekarno turun tangan menenangkan suasana dan memerintahkan untuk gencatan senjata.Namun, sekutu melanggar aturan tersebut. Pasukan sekutu diam-diam bergerak meninggalkan Magelang menuju Ambarawa.
Letkol Isdiman mengadang pasukan sekutu. Namun sayang, usaha Letkol Isdiman membebaskan dua desa yang dikuasai sekutu dibayar dengan nyawanya.Setelah Letkol Isdiman tewas, komando perang diambil alih oleh Kolonel Soedirman.
Kehadiran Soedirman di garis depan perang memberikan semangat bagi para pasukan TKR. Soedirman menyusun strategi dengan mencari titik lemah sekutu.
Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri. Jalur komunikasi dan logistik pasukan sekutu juga diputus untuk mengurangi kekuatan militer.Kolonel Soedirman dan pasukannya berhasil mendesak pasukan sekutu yang bersembunyi di Benteng Willem selama empat hari.
Pertarungan di Benteng Willem pada 15 Desember 1945 menjadi tanda kemenangan Indonesia atas pasukan sekutu. Sisa pasukan sekutu yang kalah mundur ke Semarang.
Keberhasilan para pejuang mempertahankan Ambarawa dari sekutu diperingati menjadi Hari Juang Kartika.
Raihanah Sakhi Anindya Y.
37/6A
Nathania Rosa (6A•32)
BalasHapusGambar 1
Perang Ambarawa terjadi pada 20 Oktober 1945 di Jawa Tengah, Ambarawa.Berawal dari pasukan Inggris yang melanggar kesepakatan untuk hanya membebaskan tawanan.Pasukan Inggris mempersenjatai para tawanan, hal itu membuat warga Ambarawa marah dan pecahlah perang tersebut.Pasukan Inggris di pimpin oleh Brigadir Bethel, dan pasukan Indonesia dipimpin oleh Jendral Soedirman.
Gambar 2
Monumen Palagan Ambarawa dibangun di Jawa Tengah, Ambarawa.Monumen tersebut dibangun untuk mengenang para pejuang dan peristiwa melawan sekutu di Ambarawa pada saat itu.Monumen itu dibangun pada 1973 dan disahkan pada 1974.
Nama:m.jauhar.al.m
BalasHapusKelas:6A
No.absen:25
Gambar diatas merupakan gambar pertempuran Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Pada awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR.
TKR dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Situasi yang gaduh pun berujung pada pertempuran.
Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Situasi ini sempat mereda saat Presiden Soekarno turun tangan menenangkan suasana dan memerintahkan untuk gencatan senjata.
Namun, sekutu melanggar aturan tersebut. Pasukan sekutu diam-diam bergerak meninggalkan Magelang menuju Ambarawa.
Letkol Isdiman mengadang pasukan sekutu. Namun sayang, usaha Letkol Isdiman membebaskan dua desa yang dikuasai sekutu dibayar dengan nyawanya.
Setelah Letkol Isdiman tewas, komando perang diambil alih oleh Kolonel Soedirman.
Kehadiran Soedirman di garis depan perang memberikan semangat bagi para pasukan TKR. Soedirman menyusun strategi dengan mencari titik lemah sekutu.
Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri. Jalur komunikasi dan logistik pasukan sekutu juga diputus untuk mengurangi kekuatan militer.
Nama:R. Lintang Prabu Wibowo
BalasHapusKelas:6a
No absen:23
Gambar di atas adalah gambar ilustrasi peristiwa pertempuran Ambarawa
Peristiwa pertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR.
TKR dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Situasi yang gaduh pun berujung pada pertempuran.
Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Situasi ini sempat mereda saat Presiden Soekarno turun tangan menenangkan suasana dan memerintahkan untuk gencatan senjata.
Namun, sekutu melanggar aturan tersebut. Pasukan sekutu diam-diam bergerak meninggalkan Magelang menuju Ambarawa.
Letkol Isdiman mengadang pasukan sekutu. Namun sayang, usaha Letkol Isdiman membebaskan dua desa yang dikuasai sekutu dibayar dengan nyawanya.
Setelah Letkol Isdiman tewas, komando perang diambil alih oleh Kolonel Soedirman.
Kehadiran Soedirman di garis depan perang memberikan semangat bagi para pasukan TKR. Soedirman menyusun strategi dengan mencari titik lemah sekutu.
Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang/pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri. Jalur komunikasi dan logistik pasukan sekutu diputus untuk mengurangi kekuatan militer
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November sampai 15 Desember 1945 antara pasukan TKR melawan pasukan Sekutu. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang dan meluas menjadi pertempuran ketika tentara Sekutu dan NICA membebaskan secara sepihak para interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa.
BalasHapus35_Raffa bintang Pratama_6a
Fachrizal Nur Aziz
BalasHapus14
6a
Gambar di atas adalah gambar ilustrasi peristiwa pertempuran Ambarawa
Peristiwa pertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR.
TKR dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Situasi yang gaduh pun berujung pada pertempuran.
Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Situasi ini sempat mereda saat Presiden Soekarno turun tangan menenangkan suasana dan memerintahkan untuk gencatan senjata.
Namun, sekutu melanggar aturan tersebut. Pasukan sekutu diam-diam bergerak meninggalkan Magelang menuju Ambarawa.
Letkol Isdiman mengadang pasukan sekutu. Namun sayang, usaha Letkol Isdiman membebaskan dua desa yang dikuasai sekutu dibayar dengan nyawanya.
Setelah Letkol Isdiman tewas, komando perang diambil alih oleh Kolonel Soedirman.
Kehadiran Soedirman di garis depan perang memberikan semangat bagi para pasukan TKR. Soedirman menyusun strategi dengan mencari titik lemah sekutu.
Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang/pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri. Jalur komunikasi dan logistik pasukan sekutu diputus untuk mengurangi kekuatan militer
Nama:Rendy Caesar Ananto
BalasHapusNo:39
Kel:6A
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran antara tentara Indonesia dengan tentara Inggris.
Pertempuran itu terjadi antara 20 Oktober sampai 15 Desember 1945, di Ambarawa, kabupaten Semarang, Jawa tengah.
Pertempuran ini dimulai saat pasukan sekutu dan NICA mulai memberi senjata pada tawanan perang di Ambarawa dan Magelang.
Hal itu memicu kemarahan penduduk setempat, hubungan pun semakin runyam saat sekutu melucuti senjata anggota angkatan darat Indonesia.
Pada tanggal 11 Desember 1945, Kol Soedirman mengadakan rapat dengan para komandan sektor TKR dan Laskar.
Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan mulai dilancarkan.Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul oleh penembak penembak senapan karabin.Pertempuran berkobar di Ambarawa.Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa dikuasai oleh kesatuan kesatuan TKR.
Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit.Kol Soedirman langsung memimpin pasukan nya yang menggunakan taktik gelar Supit utang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar benar terkurung.Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali.Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945, pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan sekutu dibuat mundur ke Semarang.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingati nya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hati Juang Kartika
Pertempuran Ambarawa
BalasHapusPada tanggal 20 Oktober 1945, tentara sekutu di bawah pimpinan Brigadir Betthel mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang.
Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA. Namun, ketika pasukan sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang, para tawanan justru dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Pada tanggal 26 Oktober 1945 di kota Magelang terjadi pertempuran antara pasukan TKR dengan pasukan gabungan Inggris dan NICA. Insiden tersebut terhenti setelah Soekarno dan Brigadir Betthel melakukan perundingan dan memperoleh kata sepakat. Namun ternyata pihak sekutu mengingkari janji. Pada tanggal 12 Desember 1945, pertempuran berkobar di Ambarawa. Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit utang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir. Indonesia berhasil membuat sekutu mundur. Kemenangan ini kini diabadikan dengan didirikannya
"Monumen Palagan Ambarawa" dan diperingati sebagai hari jadi TNI AD atau Hari Juang Kartika.
Wildan zulfar dwi nurcahyo.
45/6a
NAMA : M. GILANG IRFAN RAMADHAN
BalasHapusKELAS : 6 / A
NO absen : 27
gambar 1 : PERTEMPURAN AMBARAWA
Pertempuran ambarawa adalah pertempuran
Yang terjadi antara tentara Indonesia
Dengan Tentara inggeris.
Peristiwa ini terjadi antara 20 oktober
Sampai 15 desember 1945 di ambarawa, kabupaten semarang,jawa tengah.
Pertempuran ambarawa di mulai saat pasukan sekutu dan nica atau pemerintahan sipil hindia belanda mulai mempersenjatai tawanan perang belanda di ambarawa dan magelang.
Hal ini kemudian memicu kemarahan pada penduduk setempat.
Hubungan pun semakin runyam saat sekutu mulai melucuti senjata anggota Angkatan Darat Indonesia
Pertempuran Ambarawa berlanjut sengit. Kol. Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakannya taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua segi sehingga musuh benar-benar terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali
Gambar 2 : PALAGAN AMBARAWA
Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap sekutu yang terjadi di ambarawa, sebelah selatan semarang, jawa tengah.
Latar belakang pertempuran ambarawa adalah datangnya pasukan sekutu yang membocengi nica. Tentara sekutu yang mengikari perjanjian.
Terjadinya penyerangan di desa-desa dekat ambarawa
Rian Davin Maulana
BalasHapusNo:40
Kelas:6A
Jenderal Sudirman bergabung dalam pasukan Pembela Tanah Air (PETA) pada tahun 1943. Kemudian karir kemiliterannya semakin cemerlang karena kegigihan dan kecerdasannya.
Hingga pada akhirnya beliau dilantik menjadi jenderal pada 18 Desember 1945.
Ada dua perang yang membuat nama Jenderal Sudirman dikenal, yaitu Perang Gerilya dan Perang Ambarawa.
Pada kedua perang ini, beliau lah yang menyusun taktik atau strategi perangnya.
Starategi yang digunakan saat Perang Gerilya adalah Gerilya itu sendiri. Strategi ini adalah cara berperang sembunyi-sembunyi dan menyerang dengan tiba-tiba.
Sedangkan pada Perang Ambarawa yang digunakan beliau pada saat itu adalah supit urang.
Ini adalah taktik pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung.
Jenderal Sudirman adalah pejuang Indonesia yang gigih. Dari Jendral Sudirman, kita bisa meneladani jiwa patriotisme dan rasa cinta tanah air.
Patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuan tanah airnya.
Jenderal Sudirman juga mempunyai rasa cinta tanah air yang tinggi. Meski sedang sakit, ia tetap berjuang demi bangsa.
Perang ambarawa terjadi pada 20 oktober 1945 di jawa tengah. Berawal dari pasukan Inggris yang melanggar kesepakatan untuk membebaskan tawanan karna hal itu membuat warga ambarawa marah dan terjadilah perang tersebut. Pasukan Indonesia di pimpin oleh jendral soedirman dan pasukan Inggris dipimpin oleh brigadir bethell. Setelah kejadian tersebut dibangunlah monumen, tujuan dari dibangunnya minumen itu adalah untuk mengenang para pejuang yang melawan para sekutu ambarawa. Monumen tersebut di bangun pada 1973 dan disahkan pada 1974.
BalasHapusEkliananda fisrtania putri (tania/13/6a)
Nama:Prima Dana wasisa
BalasHapusKelas : 6a
No ab : 33
Jenderal Sudirman bergabung dalam pasukan Pembela Tanah Air (PETA) pada tahun 1943. Kemudian karir kemiliterannya semakin cemerlang karena kegigihan dan kecerdasannya.
Hingga pada akhirnya beliau dilantik menjadi jenderal pada 18 Desember 1945.
Ada dua perang yang membuat nama Jenderal Sudirman dikenal, yaitu Perang Gerilya dan Perang Ambarawa.
Pada kedua perang ini, beliau lah yang menyusun taktik atau strategi perangnya.
Starategi yang digunakan saat Perang Gerilya adalah Gerilya itu sendiri. Strategi ini adalah cara berperang sembunyi-sembunyi dan menyerang dengan tiba-tiba.
Sedangkan pada Perang Ambarawa yang digunakan beliau pada saat itu adalah supit urang.
Ini adalah taktik pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung.
Jenderal Sudirman adalah pejuang Indonesia yang gigih. Dari Jendral Sudirman, kita bisa meneladani jiwa patriotisme dan rasa cinta tanah air.
Patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuan tanah airnya.
Jenderal Sudirman juga mempunyai rasa cinta tanah air yang tinggi. Meski sedang sakit, ia tetap berjuang demi bangsa.
Perang ambarawa terjadi pada 20 oktober 1945 di jawa tengah. Berawal dari pasukan Inggris yang melanggar kesepakatan untuk membebaskan tawanan karna hal itu membuat warga ambarawa marah dan terjadilah perang tersebut. Pasukan Indonesia di pimpin oleh jendral soedirman dan pasukan Inggris dipimpin oleh brigadir bethell. Setelah kejadian tersebut dibangunlah monumen, tujuan dari dibangunnya minumen itu adalah untuk mengenang para pejuang yang melawan para sekutu ambarawa. Monumen tersebut di bangun pada 1973 dan disahkan pada 1974
BalasHapusShivany nukita Azahra/43
nama = maylaffayza putri
BalasHapuskelas = 6A
no. absen = 26
gambar tersebut adalah pertempuran ambarawa.
Peristiwa ini terjadi antara 20 Oktober sampai 15 Desember 1945 di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pertempuran Ambarawa dimulai saat pasukan Sekutu dan NICA atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda mulai mempersenjatai tawanan perang Belanda di Ambarawa dan Magelang. Hal ini kemudian memicu kemarahan pada penduduk setempat. Hubungan pun semakin runyam saat Sekutu mulai melucuti senjata anggota Angkatan Darat Indonesia.
Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell. Oleh pihak Republik Indonesia, Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang. Ia juga diperbolehkan untuk melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang. Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda. Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Jepang. Pada 26 Oktober 1945, insiden ini pecah di Magelang. Pertempuran pun berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris. Pertempuran sempat berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang pada 2 November 1945.
Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris. Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa. Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa. Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar. Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa Pingit. Pasukan Imam pun berhasil menduduki Pingit. Sementara itu, kekuatan di Ambarawa semakin bertambah dengan datangnya tiga batalion yang berasal dari Yogyakarta. Mereka adalah Batalio 10 Divisi X di bawah pimpinan Mayor Soeharto, Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono, dan Batalion Sugeng. Meskipun tentara Inggris sudah dikepung, mereka tetap mencoba menghancurkan kepungan tersebut. Kota Ambarawa dihujani dengan tembakan meriam. Untuk mencegah jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke Bedono oleh masing-masing komandannya. Bala bantuan dari Resimen 2 dipimpin M. Sarbini dan Batalion Polisi Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo serta Batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa Jambu. Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh Kolonel Holand Iskandar. Rapat ini menghasilkan terbentuknya suatu komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran bertempat di Magelang. Pada 26 November 1945, salah satu pimpinan pasukan harus gugur. Ia adalah Letnan Kolonel Isdiman, pemimpin pasukan asal Purwokerto. Posisinya pun digantikan oleh Kolonel Soedirman. Sejak saat itu, situasi pertempuran berubah semakin menguntungkan pihak TKR.Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor. Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit.
Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target masing-masing. Dalam kurun waktu 1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk memutus pertempuran. Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang.
Gambar tersebut adalah peristiwa pertempuran antara tentara Indonesia melawan tentara Inggris.
BalasHapusTerjadi tanggal 20 oktober sampai 15 desember 1945 di Ambarawa,Semarang.
Pertempuran ambarawa terjadi karena pasukan sekutu dan NICA memberi senjata pada tawanan perang di Ambarawa dam Magelang,hingga memicu kemarahan penduduk setempat,kemudian sekutu melucuti senjata anggota angkatan darat indonesia.
Tanggal 12 desember 1945 jam 04.30 serangan mulai dilancarkan,satu setengah jam kemudian jalan ambarawa dikuasai TKR.
Tanggal 15 desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan sekutu dibuat mundur.
Kemenangan pertempuran ini diabadikan dengan didirikannya monimen palagan Ambarawa dan diperringati sebagai hari jadi TNI Angkatan Darat atau Hati Juang Kartika.
Nama :Bima Arya Pamungkas
No absen : 08
Kelas : 6A
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.
BalasHapusPertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Pada awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR.
Nama:dinda Siska Anggraeni
Kelas:6A
No absent: 12
Nama: Abdul Hamas Hafiz
BalasHapusKelas: 6A
No absen: 01
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November sampai 15 Desember 1945 antara pasukan TKR melawan pasukan Sekutu. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang dan meluas menjadi pertempuran ketika tentara Sekutu dan NICA membebaskan secara sepihak para interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa. Insiden ini berakhir pada tanggal 2 November 1945 setelah dilakukan perundingan antara Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethel di Magelang.
Sementara itu, secara diam-diam pasukan Sekutu meninggalkan Magelang dan mundur ke kota Ambarawa yaitu pada tanggal 21 November 1945. Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letnan Kolonel M. Sarbini segera mengadakan pengejaran. Pada saat pengunduran itu, pasukan Sekutu mencoba menunduki dua desa di sekitar Ambarawa. Dalam pertempuran untuk membebaskan dua desa tersebut, pada tanggal 26 November 1945 gugurlah Letnan Kolonel Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman maka Kolonel Soedirman, Panglima Divisi Banyumas mengambil alih pimpinan pasukan.
PERTEMPURAN AMBARAWA
BalasHapuspertempuran ambarawa terjadi pada tanggal 20 november 15 desember 1945 pertempuran di picu oleh kedatangan pasukan inggris di semarang pada tanggal 20 oktober 45. Pertempuran ambarawa termenal dengas sebutan palagan ambarawa pertempuran merupakan pertempuran besar pasca kemerdekaan indonesia antara tentara keamanan rakyat dengan pasukan belanda dan inggris kedatangan tentara ingris awalnya disambut baik karna dianggap tidak bermaksid apa apa tetapi setelah tentara belanda datang ternyata tentara inggris menebuskan tawanan perang setelah tawanan perang bebas mereka di persenjatai, tentar sekutu (belanda dan inggris) juga melucuti senjata TKR (tentara keamanan rakyat) keadaan separti ini berujung pertempuran LETKOL. M. SARBINI menyerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Halini diredam oleh presiden soekarno dengan mengadakan gencitan senjata, tetapi di langgar oleh sekutu. Sekutu diam diam bergerak meninggalkan magelang menuju ambarawa LETKOL ISDIMAN mengadang pasukan sekutu tetapi sayang letkol isdiman tewas dalam usaha nya dan dilanjutkan oleh kolonel soedirman. Kolonel soedirman menggunakan taktik gelar supit urang yaitu mengepung rangkap agar pasukan sekutu tidak dapat melarikan diri dan juga memutis jalur komunikasi dan logistik supaya mengurangi kekuatan militer.
Hal ini dapat memukul mundur pasukan Sekutu keber hasilan pejuang indonesia menjadi hari juang krtika/hari juang infanteri. Dan di abadikan di monumen palangan ambarawa
Janisha / 19 /6A
Rahmani Devita F
BalasHapus36/6A
Gambar tersebut merupakan gambar peristiwa ambarawa.
Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah.
Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA. Kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah Mr Wongsonegoro menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden bersenjata timbul di kota Magelang, hingga terjadi pertempuran. Di Magelang, tentara Sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti Tentara Keamanan Rakyat dan membuat kekacauan. TKR Resimen Magelang pimpinan Letkol. M. Sarbini membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari segala penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan Presiden Soekarno yang berhasil menenangkan suasana. Kemudian pasukan Sekutu secara diam-diam meninggalkan Kota Magelang menuju ke benteng Ambarawa. Akibat peristiwa tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol. M. Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan mundur tentara Sekutu tertahan di Desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan Oni Sastrodihardjo yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta.
Tentara Sekutu kembali dihadang oleh Batalyon I Soerjosoempeno di Ngipik. Pada saat pengunduran, tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol. Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut, tetapi ia gugur terlebih dahulu. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas, Kol. Soedirman merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Kehadiran Kol. Soedirman memberikan napas baru kepada pasukan-pasukan RI. Koordinasi diadakan di antara komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain.
Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah tembak-menembak dengan pasukan Sekutu yang bertahan di kompleks gereja dan kerkhop Belanda di Jl. Margo Agoeng. Pasukan Indonesia terdiri dari Yon. Imam Adrongi, Yon. Soeharto dan Yon. Soegeng. Tentara Sekutu mengerahkan tawanan-tawanan Jepang dengan diperkuat tanknya, menyusup ke tempat kedudukan Indonesia dari arah belakang, karena itu pasukan Indonesia pindah ke Bedono.
Pada tanggal 11 Desember 1945, Kol. Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar. Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan mulai dilancarkan. Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul oleh penembak-penembak senapan karabin. Pertempuran berkobar di Ambarawa. Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa dikuasai oleh kesatuan-kesatuan TKR. Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit. Kol. Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
Nama. :Luthfi Faith Rafi Setyawan
BalasHapusKelas. :6-A
No.absen:24
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Pada awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.
TKR dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Situasi yang gaduh pun berujung pada pertempuran.
Keberhasilan para pejuang mempertahankan Ambarawa dari sekutu diperingati menjadi Hari Juang Kartika.
Gambar diatas adalah gambar pertempuran Ambarawa.
BalasHapusPertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia . yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah . Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Pada awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR.TKR dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Situasi yang gaduh pun berujung pada pertempuran.Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Situasi ini sempat mereda saat Presiden Soekarno turun tangan menenangkan suasana dan memerintahkan untuk gencatan senjata.Namun, sekutu melanggar aturan tersebut. Pasukan sekutu diam-diam bergerak meninggalkan Magelang menuju Ambarawa.
Letkol Isdiman mengadang pasukan sekutu. Namun sayang, usaha Letkol Isdiman membebaskan dua desa yang dikuasai sekutu dibayar dengan nyawanya.Setelah Letkol Isdiman tewas, komando perang diambil alih oleh Kolonel Soedirman.Kehadiran Soedirman di garis depan perang memberikan semangat bagi para pasukan TKR. Soedirman menyusun strategi dengan mencari titik lemah sekutu.Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri. Jalur komunikasi dan logistik pasukan sekutu juga diputus untuk mengurangi kekuatan militer.Kolonel Soedirman dan pasukannya berhasil mendesak pasukan sekutu yang bersembunyi di Benteng Willem selama empat hari.Pertarungan di Benteng Willem pada 15 Desember 1945 menjadi tanda kemenangan Indonesia atas pasukan sekutu. Sisa pasukan sekutu yang kalah mundur ke Semarang.Keberhasilan para pejuang mempertahankan Ambarawa dari sekutu diperingati menjadi Hari Juang Kartika.
Nama : Alievia Cinta Ramadhani
Kelas : 6A
Absen : 4
Nama: Najwa Gazela Umaydi
BalasHapusKel: 6.A
No: 30
PERTEMPURAN AMBARAWA.
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran yang terjadi antara tentara INDONESIA. Dengan tentara inggeris.
Peristiwa ini terjadi antara 20 oktober sampai 15 desember 1945 di ambarawa kabupaten semarang , jawa tengah .
Pertempuran Ambarawa dimulai saat pasukan sekutu NICA / pemrintahan sipil hindia belanda di ambarawa dan magelang .
Hal ini memicu kemarahan kepada penduduk setempat .
Hubunganpun semakin runyam saat sekutu melucuti senjata anggota Darat INDONESIA
Gambar diatas merupakan gambar pertempuran Ambarawa.
BalasHapusPertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar pasca kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris atau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa Ambarawa disebut juga dengan Palagan Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Peristiwa Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
Pada awalnya, kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.Setelah tawanan perang dibebaskan, Inggris pun mempersenjatai mereka. Tentara sekutu itu juga melucuti senjata TKR.
TKR dan masyarakat Ambarawa pun marah besar. Situasi yang gaduh pun berujung pada pertempuran.
Letkol M. Sarbini mengerahkan pasukan untuk mengepung sekutu dari segala penjuru. Situasi ini sempat mereda saat Presiden Soekarno turun tangan menenangkan suasana dan memerintahkan untuk gencatan senjata.
Namun, sekutu melanggar aturan tersebut. Pasukan sekutu diam-diam bergerak meninggalkan Magelang menuju Ambarawa.
Letkol Isdiman mengadang pasukan sekutu. Namun sayang, usaha Letkol Isdiman membebaskan dua desa yang dikuasai sekutu dibayar dengan nyawanya.
Setelah Letkol Isdiman tewas, komando perang diambil alih oleh Kolonel Soedirman.
Kehadiran Soedirman di garis depan perang memberikan semangat bagi para pasukan TKR. Soedirman menyusun strategi dengan mencari titik lemah sekutu.
Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi agar musuh tidak dapat melarikan diri. Jalur komunikasi dan logistik pasukan sekutu juga diputus untuk mengurangi kekuatan militer.
Alysa mulia ramadhani
6a/5
Nama:Narutama Vincent Pramudiaztono
BalasHapusNo:31
Kelas:6A
Gambar di atas adalah gambar pertempuran ambarawa.
Pada tanggal 20 Oktober 1945,tentara sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di semarang dengan maksud mengurus tawanan perang.Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh Netherlands Indies Civil Adminitstration (NICA). Namun,ketika pasukan sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda,para tawanan tersebut justru dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia.Pada tanggal 26 Oktober 1945 di kota Magelang terjadi pertempuran antara pasukan Tentara keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan gabungan Inggris dan NICA.Insiden tersebut berhenti setelah Soekarno dan Brigadir Bethell melakukan perundingan dan memperoleh kata sepakat.Namun,ternyata pihak sekutu mengingkari janji.Pada tanggal 12 Desember 1945,pertempuran berkobar di Ambarawa.Kolonel Soederman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang,atau pengepungan rangkap dari kedua sisi,sehingga musuh benar-benar terkurung.Setelah bertempur 4 hari,pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir.Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan sekutu dibuat mundur.Kemenangan ini di peroleh berkat kerja sama dari seluruh rakyat di Ambarawa.Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya "Munumen Palagan Ambarawa" dan diperingati sebagai hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
Nama : Ricko Ferdiansyah
BalasHapusKelas:6A
No.absen:41
Pertempuran Ambarawa di kenal juga sebagai Palagan Ambarawa.Peristiwa tersebut terjadi pada 20 oktober sampai 15 Desember 1945 di Ambarawa,Kabupaten Semarang,Jawa Tengah.Pertempuran ini merupakan bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap sekutu,atau lebih tepatnya tentara indonesia dan Inggris.
6A_Keisya Putri Alya_21
BalasHapusPERTEMPURAN AMBARAWA
Pertempuran Ambarawa terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Indonesia melawan serdadu Inggris, kemudian dikenal sebagai “Palagan Ambarawa” yang berlangsung sekitar tiga minggu (dimulai 20 November 1945).
Titik awal terjadinya pertempuran Ambarawa : pendaratan pasukan Inggris di Jawa Tengah untuk menyelamatkan para tawanan dan interniran yang ditahan pasukan Jepang, Pasukan Inggris ini bergerak ke Magelang dan Ambarawa.
Ambarawa menjadi kota militer bagi Belanda di masa kolonial. Pada zaman pendudukan Jepang, kota Ambarawa terdapat juga kamp interniran.
Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946 menyebut timbul perselisihan karena sikap orang Belanda yang diperbantukan pada satuan Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI). RAPWI sendiri bertugas menangani tawanan perang dan para interniran.
Akhirnya bentrokan antara tentara Sekutu dengan TKR dan laskar pemuda tak bisa dihindari, pejuang Indonesia memblokade sejumlah jalan dan menembaki pasukan Inggris.
Pasukan Inggris membalas dengan senapan mesin dan mortir. Pesawat Angkatan Udara Kerajaan Inggris dipanggil untuk membantu melakukan penyerangan dari udara. Pasukan Inggris di Magelang juga ditarik untuk membantu kawan-kawannya dalam pertempuran Ambarawa.
Panglima Besar Sudirman, yang baru saja terpilih sebagai pimpinan TKR langsung mengambil komando pasukan dan mengkoordinir pertempuran Ambarawa. TKR dari sejumlah daerah di Jawa Tengah diperintahkan turut mengepung wilayah yang diapit Danau Rawa Pening dan wilayah perbukitan itu.
Perwira senior TKR, Letnan Kolonel Isdiman, Panglima Resimen Purwokerto gugur terkena berondongan senapan mesin pesawat tempur. Tempat gugurnya Isdiman kini diabadikan menjadi Monumen Palagan Ambarawa.
Memasuki pertengahan Desember posisi pasukan Inggris semakin terjepit dalam pertempuran Ambarawa ini. Apalagi banyak interniran yang harus juga dilindungi. Pada 8 Desember 1945, kelompok interniran terakhir berhasil diungsikan ke Semarang.
Berhari-hari berada dalam kepungan membuat pasukan Inggris memutuskan mundur dari Ambarawa. Garnisun terakhir tercatat meninggalkan Ambarawa pada 14 Desember 1945. Sehari kemudian, pertempuran Ambarawa yang kemudian dikenal sebagai Palagan Ambarawa berakhir. Kini tiap tahunnya diperingati diperingati sebagai Hari Juang Kartika.
Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran antara tentara Indonesia dengan tentara Inggris.
BalasHapusPertempuran itu terjadi antara 20 Oktober sampai 15 Desember 1945, di Ambarawa, kabupaten Semarang, Jawa tengah.
Pertempuran ini dimulai saat pasukan sekutu dan NICA mulai memberi senjata pada tawanan perang di Ambarawa dan Magelang.
Hal itu memicu kemarahan penduduk setempat, hubungan pun semakin runyam saat sekutu melucuti senjata anggota angkatan darat Indonesia.
Pada tanggal 11 Desember 1945, Kol Soedirman mengadakan rapat dengan para komandan sektor TKR dan Laskar.
Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan mulai dilancarkan.Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul oleh penembak penembak senapan karabin.Pertempuran berkobar di Ambarawa.Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa dikuasai oleh kesatuan kesatuan TKR.
Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit.Kol Soedirman langsung memimpin pasukan nya yang menggunakan taktik gelar Supit utang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar benar terkurung.Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali.Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945, pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan sekutu dibuat mundur ke Semarang.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingati nya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hati Juang Kartika.
Nama Hisyam Ravadany Erwin Putra
No absen 17
Kelas 6A
Pertempuran Ambarawa adalag pertempuran antara negara Indonesia dan Inggris pada tanggal 20 Oktober 1945, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa tengah. Dan berakhir pada tanggal 15 Desember 1945. Pertempuran ini dimulai saat pasukan sekutu dan NICA mempersenjatai yang memicu kemarahan penduduk Ambarawa. Pada tanggal 11 Desember 1945, Soedirman mengadakan rapat dengan para komandan sektor TKR dan Laskar. Dan tanggal 12 Desember 1945, serangan mulai dilancarkan. Dan bangunnya Monumen Palagan Ambarawa untuk mengenang Pertempuran Ambarawa tersebut.
BalasHapusQueena Almira.L
6A/34
Dinda ivana gantari
BalasHapus6A/11
Pertempuran Ambarawa :
merupakan salah satu peristiwa pertempuran besar yang terjadi pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Bagaimana kronologi Pertempuran Ambarawa?
Pertempuran Ambarawa ini terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Peristiwa ini terjadi antara tanggal 20 Oktober hingga 15 Desember 1945 yang dipicu dari kedatangan pasukan Inggris yang ternyata datang untuk membebaskan tawanan perang. Saat setelah tawanan perang dibebaskan, pasukan Inggris justru mempersenjatai mereka.
Penyebab Pertempuran Ambarawa
Pada tanggal 20 Oktober 1945, pasukan Inggris yang dipimpin oleh Brigadir Bethell mendarat di Semarang. Awalnya pihak Republik Indonesia mengira bahwa kedatangan Inggris berkenan untuk melucuti pasukan Jepang. Tetapi mereka dibonceng oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.
Pada 26 Oktober 1945, Pertempuran Ambarawa bermula di Magelang, Jawa Tengah. Pertempuran tersebut berhenti ketika Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell datang di Magelang pada 2 November 1945.
Terjadi sebuah perundingan hingga munculnya sebuah kesepakatan dari kedua belah pihak. Isi Perundingan Pertempuran Ambawara antara lain:
Sekutu akan tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APW.
Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan Inggris.
Inggris tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawah kekuasaannya
Namun pasukan Inggris mengingkari kesepakatan tersebut dan timbulah pertempuran kembali antara TKR dengan Inggris dan Belanda.
Gambar Diatas adalah gambar Peristiwa palagan Ambarawa
BalasHapusPertempuran ambarawa/Palagan Ambarawa merupakan sejarah penting bagi bangsa Indonesia setelah kemrdekaan,peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 20 oktober sampai 15 desember 1945 di ambarawa Jawa tengah.
Pertempuran ini merupakan bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap tentara inggris,Pada tanggal 26 oktober terjadi pertempuran antara tentara keamanan rakyat dan pasukan inggris dimagelang,pertempuran ini mulai memuncak pada 22 november.Tentara inggris menyerang dan mengebom kampung - kampung,Meski berakhir kemenangan pertempuran ini tetap menyisahkan kesedihan karena rakyat indonesia tewas ribuan orang
Nama:Muhammad Raffi
No.absen:29
Kelas:V1A
6A_Adelio Danendra Handoko_2
BalasHapusPeristiwa pada gambar di atas adalah Peristiwa Palagan Ambarawa.
Pada tgl. 20 Oktober 1945, Brigadir Artileri dari Divisi India ke -23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell yang bertugas melucuti pasukan Jepang.
Tetapi ternyata mereka diboncengi oleh NICA atau pemerintah sipil Hindia Belanda. Mereka lalu mempersenjatai tawanan pasukan Jepang.
Pada tgl.26 Oktober 1945 terjadi insiden di Magelang pecah perang antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dab tentara Inggris. Perang sempat berhenti atas adanya perundingan antara Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell. Tetapi Tentara Inggris mengingkari perjanjian tersebut.
Pada tgl 20 November 1945 di Ambarawa pecah perang antara TKR dan Pasukan Inggris. TKR dipimpin oleh Mayor Sumarto.
Pada tgl 21 November 1945 pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa. Pertempuran mulai berkobar pada tgl 22 November 1945.
Bala bantuan TKR dari berbagai penjuru daerah akhirnya datang. Hingga pada tgl 11 Desember 1945 Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan para komandan sektor dan menyatakan musuh sudah terkepung.
Pada akhirnya pasukan Inggris meninggalkan Ambarawa setelah dikepung pasukan TKR gabungan selama 4 hari dan 4 malam.
Karenina Rahmawati 6a/20
BalasHapusPertempuran Ambarawa terjadi pada 20 Oktober sampai 15 Desember 1945 di Ambarawa, kabupaten Semarang, Jawa tengah. Pertempuran ini merupakan bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap sekutu atau lebih tepatnya tentara Indonesia dan Inggris. Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadinya insiden di Magelang. Pada 20 Oktober 1945, brigade Artileri dari divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh brigadir Bethell.