Jumat, 03 November 2017
On 10.10 by Nur Rakhmat in Artikel Populer No comments
Alhamdulillah dimuat di Harian Jawa Pos Radar Semarang, 22 Januari 2017
Edisi motivasi untuk selalu berkarya ...
Siswa
Kepo, Mengapa Tidak?
Oleh
: Nur Rakhmat
“Pak sedang membaca
apa?”, tanya Sinta ketika saya sedang membaca buku pada waktu jeda istirahat di
perpustakaan.
Sebuah
pertanyaan sederhana dari seorang siswa kepada guru yang mungkin sudah jarang
kita temui saat ini. Terlebih pertanyaan tersebut muncul bukan saat proses
kegiatan belajar mengajar di kelas. Tentu menjadikan sekilas peristiwa tersebut
menjadi sesuatu yang manarik untuk dikaji lebih mendalam.
Apalagi
di zaman yang serba dikelilingi oleh kemajuan teknologi saat ini di mana
tingkat ketertarikan siswa untuk lebih memiliki rasa ingin tahu semakin menipis
dan memudar, membuat kita sebagai guru juga memiliki rasa ingin tahu, bagaimana
cara menumbuhkan rasa ingin tahu siswa seiring dengan semakin mudahnya siswa
mengakses berbagai informasi dari kemajuan teknologi informasi yang semakin
pesat.
Kemudian
bagaimana cara untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa atau menumbuhkan kekepoan siswa di era yang semakin
digital dan modern ini?
Menjadi
Teladan Siswa
Ya!
Keteladanan guru adalah langkah pertama dan utama yang harus dilakukan seorang
guru agar siswa lebih mempunyai rasa ingin tahu atau kepo. Tentu teladan disini adalah keteladanan guru yang terkait
dengan perilaku positif dan pembiasaan positif yang mendukung siswa agar
semakin tahu terhadap materi pelajaran atau ilmu pengetahuan lainnya dalam
proses belajar yang dijalaninya.
Apalagi
tugas guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebatas menyampaikan
materi pelajaran saja. Tetapi dalam lingkup yang lebih luas guru juga mempunyai
kewajiban untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan baik secara langsung maupun
tidak langsung. (Slameto,2010:97).
Selanjutnya
apa saja keteladan guru yang dapat dilakukan sebagai bentuk pendorong siswa
agar lebih kepo akan ilmu pengetahuan guna mencapai tujuan pembelajaran dalam proses
pendidikan yang dilaluinya. Hemat kami ada tiga bentuk keteladanan guru yang
dapat dijadikan patokan agar rasa ingin tahu atau kekepoan siswa tumbuh dan semakin tumbuh.
Yang
pertama adalah guru harus banyak membaca. Dengan banyak membaca secara otomatis
tingkat pengetahuan guru juga semakin meningkat. Dan pengetahuan yang dimiliki
guru juga semakin up date. Tentu hal
ini akan menjadikan siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran kepada guru
yang lebih banyak membaca daripada seorang guru yang hanya banyak bicara tetapi
sedikit membaca.
Selain
karena pengetahuan yang dimiliki guru semakin baru dan semakin kekinian, guru
yang lebih banyak membaca juga akan lebih mudah dan menarik dalam menjawab
pertanyaan dari siswa. Jawaban yang diberikan ke siswa juga semakin kaya dan
variatif serta tidak monoton saja. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa
tidak merasa bosan dan semakin senang karena pengetahuan yang dimiliki guru
juga semakin banyak.
Selain
itu, guru yang semakin banyak membaca juga lebih besar pengaruhnya dalam
mendorong karakter kognitif atau pengetahuan siswa. Mengapa demikian? Ini
dikarenakan, guru yang semakin luas pengetahuannya, dalam proses pembelajaran
juga akan lebih fleksibel dan bijak serta tidak kaku dalam merespon setiap
tindakan siswa. Tentu hal ini akan merangsang daya kreatifitas siswa dalam
menyikapi setiap permasalahan yang diberikan guru. Dan tentunya hal ini akan
lebih mempermudah guru untuk mencapai tujuan pembelajaran karena dalam segi
kognitif atau pengetahuannya siswa sudah meningkat lebih baik.
Kemudian
bentuk keteladan kedua yang bisa dilakukan guru agar dapat menumbuhkan sikap
rasa ingin tahu siswa atau kekepoan
siswa adalah guru harus mempunyai semangat yang tinggi dalam proses belajar dan
mengajar. Mengapa seorang guru harus mempunyai semangat tinggi dalam proses
belajar dengan siswa? Karena baik langsung maupun tidak langsung, saat seorang
guru semangat dalam mengajar dan mendidik siswanya, ada pengaruh yang sangat besar
juga bagi siswa.
Dan
sudah pasti, pengaruh yang utama tersebut bagi siswa adalah siswa juga semangat
dalam belajar! Dan jika siswa sudah semangat dalam belajar, tentu dalam proses
belajar mengajar dengan guru baik di kelas maupun di luar kelas, siswa juga
akan semakin mudah dan lancar serta tentu proses ataupun hasil pembelajaran yang
dirasakan oleh guru maupun siswa akan lebih bermakna pula.
Namun
tentunya, proses ataupun hasil pembelajaran yang bermakna ini tidak lepas dari semangat
tinggi guru dan siswa yang bisa berjalan seiya dan sekata. Dalam istilah
kerennya, antara semangat guru dan siswa sudah ada chemistry yang baik untuk mencapai tujuan bersama saat proses
belajar mengajar
Nah,
di sinilah peran guru sebagai motivator ulung bagi siswa dibutuhkan. Apalagi
dalam proses belajar antara siswa yang satu dengan yang lain mempunyai motif
atau tujuan yang juga berbeda satu sama lain. Tentunya guru juga dituntut untuk
lebih mendalami apa motif dan tujuan dari masing masing siswa tersebut.
Seorang
guru juga dituntut untuk lebih mendalami karakteristik masing-masing siswa
untuk lebih menumbuhkan semangat siswa yang berbeda pula. Dan tentunya guru
juga dituntut untuk lebih jeli dalam melihat potensi yang ada pada
masing-masing siswa. Di sinilah seorang guru berperan menjadi motivator ulung
bagi diri dan siswanya. Dengan harapan agar dengan semangat yang dimiliki guru,
siswa juga semakin lebih semangat dan rasa ingin tahunya juga meningkat pula
dalam mencapai tujuan proses belajar mengajar.
Lalu
langkah apa saja yang bisa dilakukan guru untuk menjaga semangat siswa?
Diantaranya guru bisa menggunakan media pembelajaran yang tepat saat proses
belajar mengajar berlangsung. Dan guna mencapai hasil optimal, media
pembelajaran yang digunakan pun alangkah baiknya bukan hanya satu media. Tetapi
seorang guru harus mampu menggunakan banyak media agar pembelajaran semakin
variatif dan menarik serta tentunya semangat siswa dan guru juga semakin
meningkat.
Selain
itu guru juga bisa memberikan stimulasi yang menarik guna menantang daya pikir
siswa agar lebih meningkat. Guru juga bisa memberikan kebebasan yang
bertanggung jawab serta dukungan dan bantuan kepada siswa saat menghadapi
kesulitan dengan harapan, semangat siswa semakin baik dan kreatifitas serta
daya nalar siswa juga semakin baik pula.
Kemudian
agar semangat siswa selalu ideal guru juga harus pandai mengatur strategi dalam
pembelajaran. Mengapa demikian? Karena jika guru bisa mengatur ritme
pembelajaran dan dalam pembelajaran guru bisa memvariasikan teknik dan metode
pembelajaran yang baik, sikap kritis siswapun akan tumbuh. Terlebih saat ini
kita menggunakan kurikulum nasional dimana pendekatan pembelajaran yang
digunakan harus saintifik dengan sikap 5 M sangat dikedepankan. Apa itu 5 M, mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
Lalu
bentuk keteladan ketiga yang bisa dilakukan guru agar dapat menumbuhkan sikap
rasa ingin tahu siswa atau kekepoan
siswa adalah guru juga harus kepo. Ya,
guru harus kepo jika siswanya ingin kepo juga. Dan kepo atau rasa ingin tahu bagi guru adalah hukumnya wajib.
Mengapa
seorang guru wajib memiliki rasa ingin tahu tinggi atau kepo banget? Hal ini dikarenakan guru adalah pendidik yang
profesional, tentunya dengan predikat profesional tersebut, guru juga harus
selalu belajar, belajar, dan belajar. Selain agar pengetahuan yang dimiliki
semakin meningkat, dengan selalu belajar, hal yang belum dikuasai atau belum
dimengerti oleh guru akan bisa terpenuhi.
Sehingga
tidak ada lagi guru yang ketinggalan zaman, tidak ada lagi guru yang kurang
pengetahuan dan tidak ada lagi guru yang gaptek (Gagap teknologi) di era yang
semakin meningkat pesat perkembangan ipteknya ini.
Selain
itu, dengan guru selalu belajar dan selalu mempunyai rasa ingin tahu dalam
ranah yang dimilikinya atau di luar ranah yang dimilikinya, tingkat standar
pendidik yang dimiliki guru juga semakin baik. Sehingga salah satu standar
pendidikan dari delapan standar pendidikan yang ada sudah terpenuhi.
Selanjutnya,
dengan guru yang mempunyai rasa ingin tahu, siswa juga termotivasi untuk lebih
tahu pula. Siswa terinspirasi untuk mengikuti gurunya yang mempunyai rasa ingin
tahu. Sehingga dampaknya siswa juga turut serta terdorong untuk belajar, belajar,
dan belajar. Sehingga peran guru sebagai inspirator bagi siswanya dari sudut
pandang ini terpenuhi.
Namun,
sebagai guru kita juga harus mampu melindungi siswa dari ancaman yang sifatnya
mengancam rasa ingin tahu siswa akan hal positif. Karena bukan tidak mungkin,
muncul kepo yang sifatnya negatif pada siswa. Sehingga di sinilah komunikasi
yang efektif dan terbuka antara guru dan siswa diperlukan. Dengan harapan
antara guru dan siswa mampu bekerja sama dan mampu belajar bersama guna
kemajuan dalam menuju proses maupun hasil belajar dan mengajar yang lebih
bermakna.
Akhirnya,
sebagai pendidik profesional, mari sebagai guru wajib mempunyai rasa ingin tahu
yang positif agar siswa juga terinspirasi untuk selalu meningkatkan karakter
positifnya dan kita sebagai guru juga mampu meningkatkan kompetensi yang kita
miliki sebagai bekal menjaga tingkat keprofesionalitasan kita serta sebagai
sarana dalam meningkatkan kecerdasan bangsa guna mencapai Indonesia yang lebih
baik dan lebih bermartabat. Amin...semoga.
Nama : Nur Rakhmat,S.Pd.
Guru SDN
Kalibanteng Kidul 01. Semarang Barat. Kota Semarang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Video
Kurtilas
Kategori
Artikel Ilmiah Populer
(23)
Bank Soal
(20)
Artikel Populer
(15)
Puisi
(12)
Berita
(11)
Kisah Sang Guru
(10)
Cerita Anak
(6)
Pidato
(4)
Buku
(3)
Dongeng
(2)
Esai
(2)
Geguritan
(2)
info lomba
(2)
Cerpen
(1)
Galeri Foto
(1)
Media Pembelajaran
(1)
Pantun
(1)
TUGAS SISWA
(1)
TUGAS SISWA 2
(1)
Tugas 4
(1)
Tugas Siswa 3
(1)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar