Selasa, 03 Desember 2019
On 18.10 by Nur Rakhmat in Artikel Ilmiah Populer No comments
Awas
Ada Rapot
Oleh
: Nur Rakhmat
Penilaian
Akhir Semester (PAS) gasal di tahun pelajaran 2019/2020 sudah hampir selesai. Rapot
sebagai salah satu “buku sakti” guru serta orang tua untuk melihat seberapa
jauh dan seberapa dalam anak mencapai target tujuan pembelajaran menjadi
sesuatu yang paling ditunggu kehadirannya di kalangan orang tua maupun guru.
Mengapa
demikian? Selain sebagai “buku sakti”, rapot juga masih menjadi pedoman mutlak
sebagian orang tua dan guru dalam menilai anak. Artinya, berdasar hasil rapot
yang ada, masih ada fenomena yang berkembang di sebagian masyarakat kita. Bahwa
rapot menjadi tolok ukur anak dikatakan pintar atau tidak..
Memang
hal tersebut tidak salah, karena rapot memang berisi nilai dan deskripsi atas
capaian hasil belajar anak selama masa penilaian atau selama evaluasi
berlangsung, baik itu evaluasi aspek pengetahuan ( kognitif), sikap (Afektif),
dan keterampilan (psikomotor). Jadi, memang tidak salah jika anak yang rapotnya
bagus berarti anak tersebut pintar dan begitupula sebaliknya.
Lalu
sikap apa yang hendaknya kita wujudkan ?
Bijak
Ya,
hemat kami bijak adalah sikap yang tepat diterapkan jika hasil rapot anak sudah
kita ketahui. Namun, selain bijak, kita juga harus sadar, bahwa untuk
mengetahui dan menilai anak dikatakan pintar dan sejenis pelabelan lainnya,
orang tua dan gurupun wajib menjadi lebih dari sekadar orang tua dan lebih dari
sekadar guru.
Artinya
kita harus paham betul kondisi anak. Bahkan menurut Bapak Munif Chatib, tokoh
kecerdasan ganda tanah air, orang tua dan guru atau siapapun yang bergelut
dengan dunia anak haruslah bisa dan mampu menjadi penyelam yang baik bagi anak.
Mengapa
demikian? Ini dikarenakan berkaitan erat dengan dampak yang ditimbulkan dari
adanya pelabelan terhadap anak tersebut. Jika label yang diberikan ke anak
tersebut adalah bentuk pelabelan positif seperti pintar, cerdas dan lain
sebagainya, tentu hal tersebut bisa sebagai bentuk apresiasi, motivasi bagi
anak untuk bisa semakin maju.
Namun,
bila pelabelan tersebut berupa ungkapan atau kata yang sifatnya negatif seperti
bodoh, atau sebutan negatif lain yang sifatnya terus menerus, tentu hal
tersebut bisa membawa dampak buruk ke anak dan berakibat anak bisa menjadi
introvet, pendiam, kurang percaya diri dan bahkan bisa menjadi sasaran tindakan
bullying oleh teman temannya.
Maka
dari itu, sikap bijak yang dapat kita wujudkan diantaranya adalah bersyukur.
Ya, syukur adalah salah satu sikap perilaku positif yang wajib kita budayakan
di lingkungan kita masing masing. Selain sebagai “bahasa Tuhan”, syukur adalah
bentuk tertinggi penerimaan terhadap sesuatu. Bentuknya bisa dengan syukur
ucapan, dengan cara memuji, menenangkan anak, tidak memarahinya, dan lain
sebagainya.
Selanjutnya
yang kedua adalah sadar. Sebagai orang terdekat anak, kita harus sadar kemampuan
anak dalam menyerap informasi atau pengetahuan yang didapat. Sehingga, dengan
kita sadar, kita juga semakin sabar dan bersyukur, karena sudah mengetahuai
salah satu aspek kondisi anak.
Sikap
bijak selanjutnya adalah menerima. Sebagai guru dan orang tua yang baik, tentu kita
akan menerima apa adanya kondisi anak. Karena dengan menerima, kita juga secara
tidak langsung memotivasi anak untuk lebih baik lagi, serta melindungi anak dari
tindakan bullying.
Dan
sikap bijak yang terakhir hemat kami adalah bangkit. Setelah syukur, sadar, dan
menerima apapun hasil rapot anak, kita harus bangkit dan membangkitkan semangat
anak untuk semakin baik belajar dan segera move
on menjadi lebih baik lagi. Sikap ini, penting dimiliki tidak hanya oleh
anak, tetapi orang tua, guru juga harus bisa menyatu dengan kondisi anak untuk
bisa membersamai anak menjadi lebih baik.
Maka,
mari bersahabat dengan rapot anak, dan mari bersama menggali lagi potensi anak,
agar kita semakin sadar bahwa anak yang sukses dan cerdas tidak hanya ditentukan
secara pintar matematis saja. Tetapi anak yang sukses dan cerdas adalah anak
yang juga rajin beribadah, bisa bermain band, berenang dengan baik, bisa
berkata sopan, bersikap baik, ber akhlak karimah, dan bermoral tinggi serta
memiliki karakter dan moral positif lainnya yang mampu menjadi bekal mereka
untuk menjadi generasi andalan bangsa dan mampu membawa bangsa Indonesia ini ke
arah yang lebih baik. Amin.
Awas
Ada Rapot ! Alhamdulillah ...
Nama : Nur
Rakhmat,S.Pd.
Guru SDN Kalibanteng Kidul 01. Kota Semarang.
Hp. 081542557038. Email : nurrakhmatcahayakasihsayang@yahoo.com
Jln. Candi Intan V No.1129 Rt.07 Rw.09 Kelurahan Kalipancur Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang 50183.
NB.
Alhamdulillah artikel ini sudah terbit di Tribun Jateng dengan judul sama dan penyempurnaan dari editor . Terimakasih ... Semoga menjadi renungan bagi kita semua.
Klik di bawah ini untuk versi media cetak Tribun jateng
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Video
Kurtilas
Kategori
Artikel Ilmiah Populer
(23)
Bank Soal
(20)
Artikel Populer
(15)
Puisi
(12)
Berita
(11)
Kisah Sang Guru
(10)
Cerita Anak
(6)
Pidato
(4)
Buku
(3)
Dongeng
(2)
Esai
(2)
Geguritan
(2)
info lomba
(2)
Cerpen
(1)
Galeri Foto
(1)
Media Pembelajaran
(1)
Pantun
(1)
TUGAS SISWA
(1)
TUGAS SISWA 2
(1)
Tugas 4
(1)
Tugas Siswa 3
(1)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar