Senin, 02 Desember 2019
On 17.42 by Nur Rakhmat in Cerita Anak No comments
Hari
Kartini Terakhir Nesha
Oleh
: Nur Rakhmat
Setiap
pagi sebelum pembelajaran, kelas 5 melakukan pembiasaan rutin membaca asmaul
khusna di halaman. Begitu juga dengan Nesha, dengan hikmad dia membaca asmaul
husna bersama teman-temannya. Hari itu adalah tanggal 20 April, artinya esok
hari adalah tanggal 21 April yang diperingati sebagai Hari Kartini. Nesha dan
teman-temannya juga sudah diberi tahu Bu Guru untuk memakai pakaian adat besok.
“Anak-anak, besok pagi jangan lupa
memakai pakaian adat nusantara ya” pesan Bu Endang Kepala Ssekolah SD Siliwangi
tempat Nesha belajar.
“Ya bu” jawab anak-anak serempak.
“Nes, besok pakai baju apa?” tanya
Gendis sambil berjalan masuk kelas.
“Aku, belum tahu, kemungkinan pakai
baju Padang” jawab Nesha.
“Kalau aku pakai baju koko” kata
Yusuf tiba-tiba bicara sambil lari.
“Yeee ... siapa yang tanya kamu”
kata Nesha dan Gendis serempak.
Sampai di kelas, merekapun langsung
duduk di tempat masing-masing. Nesha duduk dengan Ayu, sedangkan Gendis dengan
Desvia. Jadwal pelajaran mereka hari itu adalah Bahasa Indonesia, IPA, dan
Bahasa Jawa. Tidak ada hambatan berarti saat mereka belajar. Hanya saja, saat
pelajaran Bahasa Jawa, Nesha kelihatan agak kesulitan.
“Kamu kenapa Nes?” tanya Ayu.
“Ini Yu, aku agak sulit kalau Bahasa
Jawa” jawab Nesha.
“Memangnya kamu belum bisa?” Ayu
kembali bertanya.
“Sebenarnya agak sih ... waktu itu
aku pernah diajari Gendis, tapi sekarang lupa” jawab Nesha.
“Ya udah Nes ... nanti minta ajarin
Gendis lagi aja. Karena aku juga agak susah kalau Bahasa Jawa he he he” kata Ayu
sambil tertawa.
Nesha ikut tertawa mendengar jawaban
Ayu, kalau ternyata Ayu juga belum mahir berbahasa Jawa.
“Ayu kok belum bisa ya, padahal dia
asli Jawa kan” kata Nesha dalam hati sambil tertawa.
***
Usai
sudah seluruh pelajaran hari itu, Bu Sinta menutup pelajaran hari itu dengan
pesan agar siswa selalu melestarikan budaya daerah sebagai kekayaan nasional bangsa.
selain itu, bu guru juga berpesan agar besok jangan lupa memakai baju adat.
“Yu,
mau lihat Gendis, kok tidak ada ya” tanya Nesha pada Ayu temannya.
“Mungkin
Gendis sudah pulang. Kan besok kita kartinian!” jawab Ayu dengan penuh
semangat.
“Ya
udah, kita pulang aja yuk. Sampai jumpa besok Ayu!” lanjut Nesha.
“Oke
Nes!” jawab Ayu.
Mereka
kemudian pulang ke rumah masing-masing sambil terus membayangkan bagaimana
serunya perayaan Hari Kartini besok. Namun, tidak dengan Nesha, dia gusar dan
sedih karena besok adalah Hari Kartini terakhir Nesha bersama temannya di SD
Siliwangi. Nesha akan pindah ke Jakarta bulan depan mengikuti tugas ayahnya.
***
Hari
Kartinipun tiba, hari itu mereka memakai baju adat nusantara. Ada yang memakai
pakaian adat Jawa, Betawi, Bali, Padang dan Kalimantan.
“Bagus
banget bajumu Nes ...!” kata Ayu.
“Ini
baju adat Padang kok Yu” jawab Nesha.
“Kamu
lihat Gendis nggak Yu?” tanya Nesha.
“Dari
tadi aku kok belum lihat ya Nes” jawab Ayu sambil tengok kanan kiri.
“Kamu
cari Gendis ada apa? Apa kamu punya masalah?” lanjut Ayu bertanya.
“Tidak
Yu, aku Cuma mau ngucapin terimakasih. Soalnya aku sudah diajari Bahasa Jawa
sama Gendis” jawab Nesha.
“Waktu
itu aku dapat tugas dari bu guru, aku nggak
bisa ngerjain, dan Gendis dengan senang hati membantuku. Selain itu ...”
Nesha
tidak melanjutkan perkataannya, dia terdiam, seolah ada sesuatu yang berat
diucapkan.
Tiba-tiba
dari arah panggung Rifqi ketua kelas 5 berlari memanggil-manggil Nesha.
“Heh
heh heh ... Nes ... pleasss! Kamu yang mewakili kelas kita ya. Gendis sakit,
jadi dia tidak masuk” kata Rafi sambil terengah-engah.
“Gimana
ya ... aku malu. Gimana Yu?!” jawab Nesha sambil melihat ke Ayu.
“Loooh
kok tanya. Kalau aku ... “ jawab Ayu sambil bingung bagaimana menjawab
pertanyaan temannya itu.
Belum
selesai Ayu melanjutkan jawabnnya, Nesha mengangguk tanda dia setuju menggantikan
Gendis.
“Okelah,
anggap saja ini sebagai ucapan terimakasihku pada Gendis. Selain itu, ini bisa aku
pakai sebagai salah satu kado pamitanku sama teman-teman” kata Nesha dalam
hati.
Akhirnya,
Nesha maju menggantikan Gendis mewakili kelas pentas kartinian. Dengan percaya
diri Nesha, menyapa semua teman-temannya di depan panggung. Dalam hati, Nesha
merindukan suasana seperti ini lagi di tahun depan. Tepuk tangan teman-temannya
tiada henti mengiringi turunnya Nesha dari panggung.
“Nes!
Kamu keren banget!” kata Ayu sambil mengelu-elukan Nesha.
“Iya
Nes..aku pikir kamu pemalu, ternyata kamu pemberani juga ya. Terima kasih ya
Nes, sudah mau mewakili kelas 5” kata Rifqi.
“Terima
kasih Yu, Rif ... semoga ini bisa menjadi kado yang indah untuk teman-teman.
Karena bulan depan aku harus pindah ke Jakarta dengan orang tuaku” kata Nesha
sambil terisak.
Melihat
Nesha sedih, Ayu kemudian memeluk Nesha. Rifqi yang tidak tega melihat temannya
sedih kembali berbaur dengan temannya yang lain dan pentaspun terus
berlangsung. Terlihat Nesha sudah sedikit tenang, bersama Ayu sahabat karibnya,
Neshapun kembali berbaur merasakan suasana kartinian terakhirnya di SD
Siliwangi.
Cerpen anak ini sudah pernah ditayangkan dalam Kompasiana dengan judul sama
Silahkan Klik:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Video
Kurtilas
Kategori
Artikel Ilmiah Populer
(23)
Bank Soal
(20)
Artikel Populer
(15)
Puisi
(12)
Berita
(11)
Kisah Sang Guru
(10)
Cerita Anak
(6)
Pidato
(4)
Buku
(3)
Dongeng
(2)
Esai
(2)
Geguritan
(2)
info lomba
(2)
Cerpen
(1)
Galeri Foto
(1)
Media Pembelajaran
(1)
Pantun
(1)
TUGAS SISWA
(1)
TUGAS SISWA 2
(1)
Tugas 4
(1)
Tugas Siswa 3
(1)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar