Oleh: Nur Rakhmat, S.Pd

Minggu, 22 Oktober 2017

On 20.47 by Nur Rakhmat in    No comments
Bacaan Asmaul Khusna dan Pendidikan Karakter Siswa
Oleh : Nur Rakhmat
Dewasa ini berbagai bentuk kenakalan yang didominasi anak muda semakin meningkat, termasuk siswa di dalamnya. Adanya siswa yang terpapar narkoba, pergaulan bebas, dan tawuran pelajar yang biasanya dilakukan anak usia sekolah menengah sudah terjadi pada siswa Sekolah Dasar.
Sekolah sebagai kawah candradimuka pembentukan karakter siswa berkewajiban membentuk siswa memiliki karakter positif dan berbudi pekerti luhur sudah seharusnya melakukan berbagai usaha yang dapat menjadi penangkal siswa dari pengaruh negatif perkembangan zaman.
Dan sebagai lembaga pendidikan yang mendidik siswanya menjadi generasi unggul, sekolah harus mencoba berbagai kiat dan trik yang mampu mencetak generasi penerus bangsa menjadi generasi yang berkarakter dan bermoral baik.
Pembiasaan Membaca Asmaul Khusna
Diantara kiat yang bisa dilakukan untuk membentuk siswa menjadi generasi unggul, cerdas, dan berkarakter adalah dengan membaca asmaul khusna atau pembacaan nama-nama Allah SWT yang berjumlah 99 asma tersebut disertai dengan doa di dalamnya.
Lalu bagaimana teknis pelaksanaannya? Hemat kami, teknis pertama adalah membiasakan bacaan asmaul khusna dilakukan pagi hari saat siswa belum memulai kegiatan belajar bersama guru. Untuk waktunya, bisa dimulai pukul 06.30 atau tiga puluh menit sebelum bel masuk dimulai.
Mengapa dilakukan sebelum pembelajaran dimulai? Ini disebabkan karena, selain mempertimbangkan agar tidak mengganggu jam pelajaran efektif, juga dimaksudkan untuk melatih kedisiplinan semua warga sekolah, baik siswa, guru, kepala sekolah, maupun penjaga sekolah.
Disiplin dalam bentuk apa? Mari kita tengok, dengan pembiasaan pukul 06.30, mau tidak mau siswa harus berangkat tidak terlambat, minimal pukul 60.30 sampai sekolah. Dan otomatis dengan siswa tidak terlambat, bapak ibu guru, kepala sekolah dan warga sekolah lainnya juga tidak datang terlambat. Jelas di sini budaya disiplin dengan salah satu tandanya tidak terlambat sekolah sudah terbentuk dan harapannya konsisten serta menjadi budaya positif sekolah.
Kemudian, dengan pembiasaan bacaan asmaul khusna yang dilakukan sebelum jam pembelajaran efektif dimulai, selain bisa membudayakan disiplin juga bisa sebagai perwujudan siswa membudayakan gerakan literasi sekolah. Bagaimana bisa? Dengan dimulai pembacaan asmaul khusna pada pukul 06.30 dan harapan selesai pukul 06.50 lengkap dengan doanya. Tentu masih menyisakan waktu 10 menit. Dan waktu 10 menit tersebut bisa digunakan siswa untuk membaca buku nonteks dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya sebagai bentuk membudayakan Gerakan Literasi di Sekolah.
Selain itu, melakukan pembiasaan membaca asmaul khusna sebelum jam pelajaran efektif dimulai juga bisa membentuk siswa menjadi pribadi yang sehat dan tangguh, serta pribadi yang religius. Mengapa demikian? dengan membaca asmaul khusna sebelum belajar dimulai, secara otomatis siswa juga berdoa dan memohon kepada Allah agar bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan bisa mendapat segala karuniai Allah SWT.
Teknis yang kedua adalah pembacaan asmaul khusna dilakukan di luar kelas. Dengan membaca asmaul khusna di luar kelas, secara tidak langsung siswa sudah menyebarkan kebaikan kepada semua orang yang melihat dan mendengarkan lantunan asmaul khusna siswa. Selain itu, dengan membaca asmaul khusna di halaman sekolah, siswa juga sudah membiasakan dan meyebarkan gerakan revolusi mental yang digalakkan oleh pemerintah.
Dan yang lebih menggetarkan lagi, pembacaan asmaul khusna di halaman juga bisa membuat orang tua atau orang yang mengantar siswa ke sekolah ikut membaca asmaul khusna yang dilantunkan siswa. Hal ini tentu sangat diharapkan oleh kita semua bahwa siswa juga bisa menjadi agen perubahan positif di lingkungannya, baik lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarganya.
Teknis yang ketiga dalam pembiasaan pembacaan asmaul khusna adalah tugas memimpin asmaul khusna diserahkan kepada siswa. Jadi salah satu siswa ditunjuk untuk memimpin teman-temannya membaca asamul khusna, baik yang dilakukan di luar kelas ataupun di dalam kelas.
Dengan siswa memimpin bacaan asmaul khusna ini, tentu sangat berdampak positif sekali dalam kaitannya dengan penanaman karakter positif pada anak. Selain melatih keberanian siswa, langkah tersebut juga bisa menginspirasi siswa yang lain untuk berani memimpin membaca asmaul khusna di depan teman-temannya dan seluruh warga sekolah.
Selain itu, hal ini juga bisa menjadi kebanggan tersendiri baik bagi siswa maupun orang tua dan bapak ibu guru. Bagi siswa, tentu hal ini menambah keberanian siswa dalam mengikuti pembelajaran atau kegiatan lainnya. Bagi orang tua, mereka akan bangga bahwa anaknya juga bisa berprestasi dan membanggakan orang tuanya dengan menjadi pemimpin temannya yang lain.
Dan untuk guru, sikap berani melakukan hal positif adalah sesuatu yang sangat berharga sekali. Selain bisa menjadikan proses pembelajaran di kelas lebih hidup, dengan sikap berani melakukan hal positif bisa menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena siswa juga merasa nyaman dalam belajar.
Dan masih banyak teknis lainnya yang bisa dilakukan sekolah guna membentuk karakter positif siswa dengan bacaan asmaul khusna ini. Namun yang paling utama adalah tujuan dari pembiasaan pembacaan asmaul khusna itu apa? Apakah hanya sekedar ceremonial saja? Atau hanya ingin menunjukkan kepada pimpinan bahwa sekolah kita adalah sekolah berkarakter?
Tentu bukan hal tersebut yang kita inginkan. Sebagai umat beragama dan sebagai insan pendidikan kita semua pasti menginginkan anak dan siswa generasi peenerus kita mempunyai akhlak yang baik, anak dan siswa generasi penerus kita mempunyai karakter yang unggul dan mumpuni serta bermoral.
Nah, dengan pembiasaan membaca asmaul khusna setiap hari di sekolah, tentu kita semua ingin agar siswa sebagai generasi penerus bangsa mempunyai sifat dan sikap yang berkarakter, mempunyai sikap dan sifat yang diteladankan dari nama-nama mulia Allah SWT.
Misalnya siswa diharapkan mampu mempunyai sifat dan sikap nama Allah Arrahman dan Arrahim, atau Allah yang maha pengasih dan penyayang. Siswa juga diharapkan mempunyai sifat dan sikap nama Allah SWT Assobru atau Allah yang maha sabar. Siswa juga diharapkan mempunyai sifat dan sikap nama Allah SWT Al’Adlu atau Allah yang maha adil, serta sifat mulia Allah lainnya.
Memang untuk mengawali pembiasaan pembacaan asmaul khusna tersebut tidaklah mudah, akan banyak dijumpai tantangan dan halangan yang beragam, baik dari siswa, guru, orang tua dan warga sekolah lainnya. Namun, jika kita sadar akan dampak positif yang ditimbulkan, seperti tumbuhnya sikap disiplin, berani, bermoral baik serta santun terwujud, tentu kita semua akan bangga dan kita semua pasti mendukung usaha positif yang dilakukan sekolah.
Diperlukan kesabaran, komitmen, dan keihklasan dari semua pihak agar siswa dan semua stake holder sekolah istiqomah dalam membudayakan membaca asmaul khusna setiap hari, dengan harapan agar siswa sebagai generasi penerus bangsa ini mampu menjawab tantangan zaman, mampu menjadi generasi yang cerdas, dan mampu membawa harum bangsa, menjadi bangsa yang bermartabat, bermoral dan berkarakter.Sehingga Indonesia yang cerdas dan bermoral bisa terwujud. Amin... semoga.

Ø  Nur Rakhmat, S.Pd.
Guru SDN Kalibanteng Kidul 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang


















0 komentar:

Posting Komentar