Kamis, 11 Februari 2021
Sebuah Persembahan ...
Udan
Isuk Iki
kang.rakhmat
Deres teles kebes awak
dadi nggreges
Nggreges ndadekke atiku tambah teles
Lemah ireng nangis
nganti peteng
Lemah abang saya mbranang
kaya bata dibakar merang
Kabeh padha kelangan
Kelangan kahanan
kelangan rasa kelangan kanca kang ngajak pepadhang
Udan nderes teles kebes
isuk iki
Ndadekke ati krasa kaya
ditunyuk eri
Udan isuk iki
Ndadekke awak kaya keli
ning kali
Udan isuk iki
Ndadekke mripat tansah
mbrebes mili
Nanging aja padha lali
Kandhane Pak Dhe Pri … urip
kudu digebuk
Kandhane Pak Dhe Pri … urip
dudu gawean weteng thok
Bener tur pener
Awake dhewe uga kudu
nduweni PIL kecerdasan dosis tinggi
Iku uga kandhane Pak
Dhe Pri
Duh Gusti
Kepiye carane awak iki
urip lurus bener pinter ora keblinger?
Kepiye carane awak iki
isa dadi pepadhang apik liyan?
Kepiye carane awak iki
isa tumandang gawe keapikan?
Aja sumelang lan nduweha
wani ing dada supaya menang
Mabura kaya peksi ing
gegana
Dadiya pepadhang kaya
bagaskara bening ing netra
Nanging tetepa syukur
nyang kuasa
Lan aja lali kandhane Sang
Penggoda Indonesia
Menawa awake kepingin karep
kasil apik kahanan apa wae
Aja wedi ngguyu awake dhewe
kaya kandhane Pak Dhe Pri
Udan isuk iki
Pancen ndadeake awakku
mbrebes mili
IsukIkiIngPasadena
Jumuah,12022021
Tanggane
lan muride Pak Dhe Prie
Sugeng tindak Pakdhe
Prie ….
Mugi husnul khotimah
Lan Gusti Alllah tansah paring kesaenan ...
Lahul fatihah ...
aamiin
Kasih Di Ujung Waktu
kang.rakhmat
Hai kau yang merasa hati luka bagai emas tumpah dalam darah
Hai kau yang terhina dalam hina dunia fana penuh dosa angkara murka
Hai kau yang bergelut dalam sepi kasih idaman yang terbuang
Hai kau yang berpeluk dalam hidup penuh suluk dalam periuk
Janganlah kamu terlena dan termangu merana
Janganlah kamu terdiam bagai tersumpal dalam mulut lebam
Janganlah kamu merasa paling dosa dalam derita
Bangkit dan raihlah spirit dalam dunia yang sempit
Tegak dan jalanlah dalam hiruk pongah tiada bertindak
Tatap hari esok walau dirimu tanpa sosok
Gapailah impian walau kasih tiada pernah datang menawan
Pancarkanlah pesona walau seribu wajah selalu merona
Tangkaplah harapan walau halangan selalu menghadang
Tenang dan eleganlah ...
Kasih di ujung waktu masih setia menunggu
Kasih di ujung waktu masih merasuk walau asamu kian terpuruk
Kasih di ujung waktu kan jadi pegangan dalam hampa asa terbuang
Kasih di ujung waktu selalu merayu hampa diri penuh arti tiada layu
Bismillah ...
Sebuah renungan dan harapan ...
Parlemen
Modern dan Edukasi Konstitusi
Oleh : Nur
Rakhmat
Indonesia adalah negara besar.
Buktinya Indonesia memiliki beragama kekayaan alam dan budaya yang semuanya
adalah aset bangsa dan bisa digunakan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.
Oleh karena itu, agar semua potensi
yang dimiliki bangsa ini bisa diefektifkan pemanfaatannya, diperlukanlah suatu
pengawasan dan pemantauan yang fungsinya untuk meminimalisir
penyimpangan-penyimpangan yang kemungkinan terjadi di masyarakat. Oleh karena
itu, DPR termasuk DPRD di dalamnya mempunyai kewajiban dan fungsi yang
diharapkan mampu menjadi tameng jika terjadi penyimpangan di masyarakat
tersebut.
Sehingga
diperlukanlah suatu formula yang dapat digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban
anggota dewan dalam hal ini anggota parlemen sebagai wakil dari rakyat. Jangan
sampai parlemen justru tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi rakyat yang
diwakilinya.
Maka dari itu, guna mampu menjawab
dan mengemban amanat rakyat, DPR menerapkan konsep parlemen modern dalam
rencana strategisnya. Dengan salah satu indikatornya adalah penguatan transparansi
dan penggunaan teknologi informasi.
Namun hemat kami, sebelum lebih jauh
menerapkan parlemen modern secara menyeluruh. Parlemen hendaknya juga mampu
menjadi teladan yang baik atau minimal mampu memberikan dan membudayakan
nilai-nilai edukasi bagi yang diwakilinya dalam hal ini rakyat.
Sebagaimana kita kita ketahui
bersama, pasca reformasi di tahun 1998, amandemen terhadap UUD 1945 sudah
dilaksanakan sebanyak empat kali. Oleh karena itu, guna meningkatkan dan
meringankan anggotanya, parlemen perlu menambah tugas pokok dan fungsi dalam
mengemban amanat rakyat tersebut dengan menambah satu fungsi bagi parlemen
yaitu fungsi edukasi.
Mengapa fungsi edukasi perlu
ditekankan dan dicanangkan dalam tugas pokok dan fungsi parlemen? Hemat kami
dengan adanya fungsi edukasi dalam konsep parlemen modern yang dicanangkan DPR pada
rencana strategisnya, parlemen modern tidak hanya sebatas menjadi slogan slogan
saja. Namun, parlemen modern bisa benar-benar mengiplementasikan konstitusi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sehingga, dengan adanya fungsi
edukasi dalam parlemen modern tersebut, sebelum menjalankan tiga fungsi lainnya
yaitu, fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan fungsi anggaran, anggota
parlemen bisa mengedukasi diri sendiri dan mampu menjadi teladan yang baik bagi
diri dan lingkungannya dalam bentuk keteladanan di berbagai hal. Misalnya
keteladanan untuk tidak bergaya hidup mewah, keteladanan untuk tidak melakukan
Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN), dan berbagai sikap teladan positif lainnya.
Selain itu, dengan adanya fungsi
edukasi pada tugas dan fungsi parlemen modern, diharapkan proses pendidikan atau
proses edukasi dari dan bagi anggota parlemen modern bisa berlangsung dengan
baik. Dan tentunya regenerasi karakter dan sikap positif bagi generasi penerus
bangsa bisa berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
Misalnya,
dalam penerapan undang-undang tentang tentang keterbukaan informasi publik.
Jika fungsi edukasi dalam bentuk keteladanan dilakukan dengan baik, maka
sebelum undang-undang tersebut diuji publik, Undang Undang tersebut diuji
privat terlebih dulu terhadap anggota parlemen. Sehingga anggota parlemen
benar-benar bisa merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat.
Selain
itu, jika fungsi edukasi bagi anggota legislasi dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab, maka bentuk ideal dari parlemen modern bisa direalisasikan dan
bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
dikarenakan, nilai-nilai keteladanan berkonstitusi sudah membudaya dalam
keseharian, kapanpun dan di manapun.
Sehingga parlemen modern bisa menjadi teladan dan menjadi edukasi konstitusi dalam hubungan interaksi positif dan produktif serta solusi pasti dalam menangkis erosi dan degradasi moral masyarakat dengan imbas positif menjadikan parlemen modern lebih berwibawa dan bermartabat. Tentunya demi Indonesia yang semakin bermoral dan berkarakter.
#Edukasi
#AsaSangGuru
#KonstitusiUntukKebaikanNegeri
#DemosDanCratos
#MariSalingMemotivasiDanMenginspirasiDemiKebaikanNegeri
Rabu, 10 Februari 2021
Sepanjang
Jalan Terkembang
Kang.rakhmat
Deru mesin
meraung siap bertarung tanpa pernah merasa terkurung
Kait denyit
roda berpagut bagai semut terhanyut dalam mulut perkutut
Indah!
Walau sejatinya tiada pernah lumrah
Nikmat! Bak kereta kencana melesat lewat besi berkarat
Sepanjang
jalan terkembang
Sepanjang
insan mimpi bagai harum setaman kembang
Sepanjang
jalan kenyataan bukan jalan kepalsuan
Sepanjang
pengabdian bukan citra pemuas kekuasaan
Hei Paman!
Sepanjang
jalan terkembang banyak korban berjatuhan
Sepanjang
jalan terkembang banyak lalu lalang terhalang senyum melayang
Hai Paman!
Tahukah kamu?
Senyum
aspal jalanan merobek roda raja jalanan
Senyum
aspal jalanan menarik cinta pengelana jatuh tenggelam
Tenggelam,
tenggelam, tenggelam masuk kelam malam
Hai Paman!
Kita tidak
butuh asal bapak senang
Kita tidak
butuh hanya usapan kasih sayang pencitraan
Kita butuh
kenyataan tindakan
Kita butuh
sepanjang jalan terkembang
Terkembang
senyum raja jalanan
Terkembang
senyum pengelana malam
Terkembang
senyum pengabdi separuh malam
Bukan
malam dirajam durjana kelam
Bukan pula
asa yang mengambang
Sepanjang
jalan terkembang
Banyak
cerita tersampaikan
Banyak
khayal kenyataan
Banyak
impian perasaan
Banyak
jalan kemenangan
Sepanjang
jalan terkembang
Bukan
cinta dalam dusta
Bukan cinta
dalam citra
Bukan pula
citra fatamorgana
Kami hanya
ingin kenyang asa
Kami hanya
ingin kenyang rasa
Kami hanya
ingin kenyang karsa
Bukan mencium
senyum lebar jalan terkembang dunia fana
Pasadena10022021
#PasadenaCity
#HomeAlone
#PomeriggioInMezzoAllaCittÃ
#DiSuatuSiangTanpaSengaja
#CatatanBelantaraKota
Tiga Kurcaci Pemberani
Oleh
: Nur Rakhmat
Siang itu di Negeri Kakana. “Semuanya sembunyi!”
teriak Ludi kurcaci kepada kawan-kawannya.
Mendengar teriakan Ludi, semua kurcaci Suku Kakana
bersembunyi di tempat aman. Benar saja, tidak lama kemudian datang raksasa dari
Suku Naka-Naka.
Mereka adalah raksasa jahat yang suka iseng menginjak-injak
kebun jamur kurcaci Suku Kakana. Tidak
sedikit Kurcaci Suku Kakana merugi dan kelaparan
akibat ulah Suku Naka-Naka.
Suasana mencekam tersebut sudah berlangsung hampir
lima tahunan sejak Suku Naka-Naka sering melintasi pemukiman Suku Kakana untuk
mencari makanan di wilayah Negeri Bhoma.
“Aku tidak bisa tinggal diam dengan kejadian ini!”
kata Ludi kurcaci kepada Lidu kurcaci sahabatnya.
“Apa yang bisa kita lakukan?” jawab Lidu.
“Kekuatan kita tidak sebanding dengan suku raksasa
itu.” lanjut Lidu.
Di saat mereka terdiam, Lodi kurcaci datang.
“Hei! Kalian sedang memikirkan apa?” tanya Lodi.
“Kami sedang mencari cara agar Suku Naka-Naka tidak berani lagi sama suku kita!”jawab Ludi.
“O…seperti itu! Sebenarnya, tadi aku dan beberapa
kurcaci lain juga sedang memikirkan hal tersebut. Menurut tetua kurcaci, kalau
kita berjalan ke arah matahari terbit, pasti mendapat petunjuk!” kata Lodi
penuh semangat.
“Ke arah matahari terbit? Ke mana itu?” tanya Lidu
bingung.
“Tetua adat tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya bilang
seperti itu.”jawab Lodi.
Ludi yang saat itu sedang serius mendengarkan
perbincangan kedua temannya angkat bicara.
“Kalau memang itu satu-satunya jalan untuk bebas dari
penindasan Suku Naka-Naka. Maka perjalanan itu harus kita lakukan!” kata Ludi
penuh semangat.
“Kalian mau ikut denganku?” lanjut Ludi.
Lidu
dan Lodi saling bertatapan, mereka kompak menganggukkan kepala tanda setuju
atas ide Ludi. Dan mereka bertigapun melakukan perjalanan ke arah matahari
terbit sesuai petunjuk tetua kurcaci.
***
“Huh, sudah hampir lima malam kita berjalan,tetapi
belum satupun ada petunjuk!” keluh Lidu.
“Ayolah, kita tidak boleh putus
asa!” kata Ludi kepada Lidu.
“Benar, kita harus terus berjalan
sampai kita menemukan petunjuk!” tambah Lodi.
Tiba-tiba Ludi berteriak. “Hei! Lihat di pohon itu. Di
sana kelihatannya ada benda seperti cincin. Ayo kita lihat!”
Mereka bertiga berlari menuju pohon yang dimaksud.
Benar juga, di pohon terlihat cincin besar berwarna hitam.
“Sepertinya cincin itu berguna untuk Suku kita.” kata
Ludi.
“Tetapi bagaimana cara kita membawa ke perkampungan?”
kata Lidu bingung.
“Tenang, kita bisa minta bantuan Peri Blari.” kata
Lodi yakin.
Dengan penuh harap, merekapun memanggil Peri Blari.
“Bum bim bam bum…Peri Blari datanglah! Bum bim bam
bum…Peri Blari datanglah! Bum bim bam bum…Peri Blari datanglah!
Seketika itu di depan tiga kurcaci, Peri Blari yang
baik hati berdiri sambil menyapa penuh hangat.
“Ada apa kalian memanggilku?” tanya Peri Blari.
“Tolonglah kami peri! Kami ingin membawa cincin itu ke
perkampungan.” jawab Ludi.
“Baiklah, tetapi sebelum aku kabulkan permintaan
kalian, untuk apa cincin besar itu?”
tanya Peri Blari.
“Ceritanya panjang Peri!” jawab Ludi.
Lalu Ludi, Lodi dan Lidu bergantian menceritakan
kejadian yang menimpa kurcaci Suku Kakana. Peri Blari kagum atas keberanian dan
kegigihan mereka yang rela berkelana untuk menolong kaumnya yang tertindas.
Peri Blari pun mengabulkan permintaan ketiga kurcaci pemberani tersebut.
Akhirnya
cincin yang diharapkan tersebut berhasil diambil oleh Peri Blari dan diserahkan
ke Ludi Kurcaci dan kedua temannya.
“Baiklah! Ayo bersiaplah kembali ke perkampungan
kalian” kata Peri Blari.
Kemudian
Peri Blari membantu ketiga kurcaci membawa cincin sampai perkampungan
mereka.
“Nah, kita sudah sampai. Tugasku mengantar kalian
sudah selesai. Sekarang waktunya aku pergi ke Negeri Peri. Semoga kalian
berhasil!” kata Peri Blari.
“Trimakasih Peri Blari.” jawab mereka bertiga kompak.
“Lodi, Lidu….segera kumpulkan seluruh penduduk di
lapangan.” kata Ludi.
“Baik!” jawab Lidu dan Lodi kompak.
***
Tidak menunggu lama seluruh penduduk Suku Kakana
berhasil dikumpulkan di lapangan.
“Wahai penduduk Suku Kakana! Dalam perjalanan ke
timur, kami bertiga menemukan cincin besar. Cincin itu bisa kita gunakan untuk
menangkal serangan Suku Naka-naka. Tentu…kita ingin terbebas dari penindasan
mereka kan?” teriak Ludi lantang.
“Jika kalian setuju, kita harus bersatu! Masuklah
kalian ke lingkaran cincin! Ingat jika Suku Naka-Naka
lewat mengganggu kita, apapun yang terjadi
jangan sampai kalian keluar! Kita semua harus
menyerang dan mendorong mereka keluar dari kebun jamur dengan ikatan cincin ini” lanjut Ludi memberikan aba-aba dibantu Lidu dan
Lodi.
Seluruh penduduk Suku Kakana menganggukkan kepala
tanda setuju. Merekapun bersatu dengan masuk ke cincin sesuai petunjuk Ludi dan
sahabatnya.
***
Benar juga, tak lama kemudian, beberapa Suku Naka-Naka lewat dan seperti biasa
mereka menginjak-injak kebun jamur Kurcaci Suku Kakana. Namun, tidak seperti biasanya,
warga Kurcaci Suku Kakana kali ini tidak tinggal diam, mereka sudah menyatu. Dan sesuai
arahan Ludi, Kurcaci Suku Kakana mendorong Suku
Naka-Naka
yang bermain menginjak-injak kebun jamur mereka sampai jatuh.
Melihat
bersatunya Kurcaci Suku Kakana, anggota Suku Naka-Naka lari menuju tepat
tinggal mereka. Setelah kejadian
itu, tiap kali Suku
Naka-Naka melewati
perkampungan Suku Kakana, mereka tidak berani lagi bermain
menginjak-injak kebun jamur Suku Kakana.
Dan Suku Kakanapun hidup tentram, selalu mempunyai
cadangan makanan melimpah dan mampu memberi manfaat bagi suku lainnya.
One
Day One “PaS PuCer” di Sekolahku
Oleh
: Nur Rakhmat
Semakin
deras gelombang globalisasi salah satunya dengan ditandai adanya kemajuan iptek
yang diikuti dengan derasnya budaya asing yang masuk ke negara kita serta
kurang siapnya mental generasi penerus bangsa dalam menyaring budaya tersebut,
seolah menggerakkan semua komponen bangsa untuk ikut serta membantu generasi
muda dalam menyikapi masuknya aneka budaya yang kadang kala tidak sesuai dengan
nilai luhur budaya bangsa kita.
Negara
sebagai pengambil kebijakan mempunyai kewajiban utama untuk membantu generasi
muda utamanya dalam menyikapi adanya budaya negatif yang masuk ke negara kita.
Salah satunya dengan mengeluarkan Permendikbud
nomor 23 tahun 2015 tentang penanaman budi pekerti yang salah satu poinnya
adalah mewajibkan membaca selama +/- 10 sampai 15 menit di sekolah sebelum
pelajaran dimulai.
Dan
sekolah sebagai ujung tombak negara tentu wajib mematuhi Permendikbud tersebut.
Oleh karena itu, SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, sejak mendapatkan sosialisai
kewajiban membaca selama kurang lebih 10-15 menit, langsung menerapkan Permendikbud
nomor 23 tahun 2015 tersebut kepada siswa dan tentunya kepada guru dan karyawan
di sekolah kami.
Namun
untuk melaksanakan kewajiban membaca selama kurang lebih 15 menit di sekolah
tidaklah semudah yang kita kira. Ada beberapa permasalahan yang kami temui
diantaranya. Yang pertama adalah, saat bapak ibu guru menghimbau siswa untuk
membaca, masih banyak siswa yang hanya sekedar membaca dan justru ada juga
siswa yang hanya bercanda dengan teman di samping kanan kirinya.
Selain
itu, referensi yang digunakan siswa untuk membaca buku juga masih minim.
Walaupun di sekolah kami sudah ada perpustakaan, namun animo siswa untuk
membaca dan meminjam buku masih kurang. Siswa cenderung lebih menyukai waktu
istirahatnya untuk jajan dan mengobrol saja dengan teman. Kalau ditinjau dari
segi budaya literasinya, sekolah kami tentu masih sangat kurang dan masih
merugi.
Yang
ketiga, saat kami tanyakan kepada siswa apakah di rumah mereka mempunyai buku
selain buku pelajaran, banyak siswa yang menggelengkan kepala. Artinya banyak siswa
yang tidak mempunyai referensi bahan bacaan untuk sekedar dibaca di rumah kala
senggang. Seperti buku cerita pendek, novel anak, dongeng, puisi, pantun, dll.
bahkan saat kami tanyakan apakah anak-anak sering membaca surat kabar seperti
koran, majalah, dll jarang ada yang membaca.
Kemudian
faktor lain yang menghambat kemauan siswa untuk membaca selama kurang lebih 15
menit di awal pelajaran adalah kebiasaan siswa yang asyik berselancar di media
sosialnya, seperti Facebook, Line, WA, Instagram, dll. Karena siswa modern
cenderung lebih suka beraktifitas di dunia maya dan jarang dari mereka yang menggunakan
waktu senggangnya di rumah untuk bermain dengan teman sebagai bentuk aktifitas
fisik dan sosialisasi dengan teman.
Faktor
kelima yang menjadi permasalahan di awal penerapan aturan ini di sekolah kami adalah
kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar siswa. Artinya budaya positif atau
lingkungan yang mendukung siswa di sekolah kami, yaitu SDN Kalibanteng Kidul 01
untuk berliterasi masih sangat minim. Baik dari lingkungan sekolah, keluarga,
maupun masyarakat.
Pengaruh
faktor lingkungan tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Slameto
dimana faktor eksteren yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan
menjadi 3, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. (Slameto,
2010:60).
Setelah
kami menemukan berbagai permasalahan yang ada, kemudian kami membuat rencana
atau progam untuk menggalakkan budaya membaca dan menumbuhkan budaya menulis di
sekolah kami. Dan sebagai pilot pelaksanaan adalah siswa yang duduk di jenjang
kelas V. Dan kami menyebut progam tersebut dengan One Day One “PaS PuCer” (Satu Hari Satu Pantun, Syair, Puisi, Cerita).
Namun
sebelum melangkah ke progam tersebut kami mengawali dengan menyesuaikan jadwal
pelajaran yang ada di sekolah. Selain menyesuaikan jadwal pelajaran kami juga men-setting
bel otomatis di sekolah dengan memasukkan rekaman suara “waktu membaca dimulai”
setelah bel masuk dan setelah bel menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Dan
memasukan suara “waktu membaca selesai” jika membaca selama 15 menit selesai.
Sehingga
dengan pembiasaan tersebut, pembiasaan membaca buku nonteks pelajaran semakin
masif dilaksanakan oleh siswa. Tentu hal ini bisa digunakan siswa sebagai
sarana belajar untuk belajar mengenal dan mempelajari karakter orang lain
melalui tokoh-tokoh dalam cerita yang dibaca siswa.
Sehingga
siswa bisa menerapkan dan mencontoh karakter posiif yang ada dalam cerita
tersebut. Dan secara tidak langsung siswa juga sudah melakukan aktivitas
belajar yang menghasilkan perubahan tingkah laku, yang didapat dari pengalaman
belajar dan latihan.( Baharudin; Wahyuni, Esa Nur, 2007:34).
Selain
dengan menyesuaikan jadwal pelajaran dan memodifikasi suara bel. Di sekolah
kami juga terdapat duta membaca yang tugasnya adalah memberi contoh dan
mengingatkan temannya agar selalu membiasakan membaca dan menulis baik di
sekolah maupun di rumah. Duta membaca di sekolah kami diseleksi dengan
mengambil siswa tergiat dan terajin dalam membaca buku. Ini bisa dibuktikan
dengan buku jurnal membaca yang ada pada siswa. Jika dalam jurnal membaca catatan
salah satu siswa lebih banyak daripada yang lain, maka siswa tersebut sudah
barang tentu mempunyai jam terbang membaca lebih banyak daripada temannya. Maka
siswa tersebut masuk kandidat sebagai duta baca.
Bahkan
pada tanggal 8-10 November 2016 kemarin, setelah melalui seleksi ribuan naskah
dari seluruh Indonesia, salah satu duta baca SDN Kalibanteng Kidul 01 menjadi salah
satu finalis dalam Lomba Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar kategori cerpen
untuk pemula yang diselenggarakan oleh Dirjen Dikdas kemendikbud bersama salah
satu penerbit mayor tanah air di Hotel Royal Safari Garden Cisarua Bogor Jawa
Barat.
Langkah
selanjutnya untuk mewujudkan progam “One
Day One PaS PuCer” adalah kami juga memberikan contoh kepada siswa 15 menit
setelah membaca untuk membuat karya misalnya puisi, pantun, dll. Jadi selain
siswa yang berkarya, guru juga menghasilkan karya. Jadi tidak hanya menyuruh
siswa saja, tetapi juga ikut berkarya bersama siswa.
Contoh
yang kami berikan sifatnya sebagai gambaran bagaimana bentuk karya cerpen,
puisi, pantun dan syair yang dibuat, bukan harus sesuai dengan yang kami buat.
Artinya siswa kami beri kebebasan untuk mengaduk
aduk kata sesuai dengan imajinasi siswa, sesuai dengan yang siswa pahami.
Karena dengan kemampuan siswa menganalisis, memahami, dan mengolah kata sesuai
dengan kemampuanya ini bisa menumbuhkan kemampuan berpikir logis dan
perkembangan sosial emosional siswa antara lain yang berkaitan dengan perkembangan
diri, perkembangan jender dan moral serta berujung pada harga diri (self esteem) dan konsep diri (self concept).(Fawzi A. H, 2012 : 101)
Tentu
jika konsep diri tersebut sudah terbentuk, kita sebagai guru akan lebih mudah menguatkan
karakter positif siswa sebagai salah satu bekal dalam bimbingan karir yang
dapat menunjang masa depan siswa untuk mengarungi kehidupan saat mereka dewasa
kelak.
Langkah
kami setelah membiasakan membuat pantun, syair, puisi dan cerita (PaS PuCer), kami juga membuat buletin
sekolah “Sukses Selalu” yang tim redaksinya terdiri dari siswa dan guru sebagai
salah satu sarana untuk mengakomodir dan mengapresiasi karya siswa. Dan bagaimana
tanggapan siswa setelah buletin itu terbit. Bisa kita tebak, siswapun antusias
untuk mengirimkan karyanya ke buletin sekolah kami!
Selain
dengan buletin, karya siswa yang layak juga dipasang di majalah dinding sekolah.
Agar apa? Tentu agar dengan buletin dan mading tersebut siswa bisa termotivasi
untuk ikut berkarya seperti temannya yang karyanya dimuat di mading dan buletin
sekolah.
Bahkan
sekolah kami juga mempunyai kereta baca yang kami letakkan di dekat gerbang
sekolah. Dengan tujuan agar orang tua murid saat menjemput putranya bisa diisi
dengan kegiatan membaca buku yang ada di kereta baca tersebut.
Dan
untuk lebih memotivasi siswa dalam berliterasi, kami juga mengikutkan siswa
untuk mengikuti lomba menulis dan mengirimkan karya siswa ke media massa lokal
yang ada di daerah kami.
Memang
agak berat jika kita tidak menikmati tahapan demi tahapan berbagai proses untuk
membudayakan literasi di sekolah. Namun kami berprinsip bahwa tugas guru bukan
hanya mentransfer ilmu atau mengajar saja. Tetapi prinsip kami sama seperti
yang tertera dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah.
Maka,
dengan tahapan yang kami lalui dalam membudayakan budaya literasi di sekolah, otomatis
kami juga melatih, membimbing, mengarahkan sampai menilai hasil karya siswa
tersebut. Terlebih karya siswa yang masuk akan kami bukukan agar menjadi
minimal satu buku antologi karya siswa.
Memang,
agar semua progam literasi yang kami rencanakan dan jalankan di SDN Kalibanteng
Kidul 01 bisa berkesinambungan dan membuahkan hasil, diperlukan kesadaran dan
komitmen diri dari kami sebagai guru di satuan pendidikan tersebut.
Karena,
hemat kami, dengan kita mengembangkan literasi di sekolah, khususnya di SD, hal
tersebut bisa kita gunakan sebagai media untuk lebih mengetahui bakat dan minat
anak sejak dini. Sehingga secara tidak langsung kita juga bertindak sebagai
penyelam yang baik dalam mengidenifikasi bakat dan minat siswa.
Sehingga
ke depannya, dalam mendidik siswa kita bisa menyadari bahwa kecerdasan siswa
itu beragam, seperti menurut Howard Gardner dengan teori Multiple Intellegience
nya atau kecerdasan majemuk yang meliputi, kecerdasan linguistik,
matematis-logis, visual-spasial, musikal, kinestetis, intrapersonal,
interpersonal, dan naturalis.(Munif Chatib, 2013:56).
Daftar
Pustaka
Tim
Redaksi Nuansa Mulia. Himpunan
Perundang-Undangan RI Tentang Guru dan Dosen, Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
Beserta Penjelasannya. Bandung: Nuansa Aulia. 2006.
Baharudin
& Wahyuni, Esa Nur. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.2008.
Slameto.
Belajar dan Faktor –Fakor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Aswin
Hadist, Fawzia. Kreatif menulis Cerita Anak: Psikologi Perkembangan Anak
Sekolah Dasar. Bandung: Nuansa.2012.
Pidato
Assalamualikum Wr Wb
Salam sejahtera untuk
kita semua
Yang terhormat bapak
ibu dewan juri
Yang kami hormati bapak
ibu guru serta teman teman yang saya banggakan
Pertama –tama marilah,
puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan karunianya kita bisa bertemu pada kegiatan lomba siswa berprestasi
ini.
Selanjutnya,
perkenankanlah saya berdiri disini, sedikit berbagi menyampaikan beberapa hal
terkait dengan budaya yang ada di kota semarang. Sebagaimana kita ketahui Semarang
dengan slogannya yaitu kota ATLAS ( aman, tertib, lancar, asri, dan sehat ) adalah
ibu kota Provinsi Jawa Tengah.
Dan sebagai jantungnya
Provinsi Jawa Tengah, Semarang tentu menyimpan berbagai potensi yang bisa
dikembangkan untuk kesejahteraan warga masyarakatnya. Baik potensi sumber daya
manusianya, potensi sumber daya alamnya dan potensi budayanya.
Oleh karena itu sebagai
warga masyarakat yang baik, kita hendaknya selalu menjaga dan melestarikan
segala potensi tersebut dengan penuh tanggung jawab dan bijak. Sehingga dengan sikap
tersebut, segala bentuk kebudayaan yang ada di Kota Semarang bisa tetap lestari
dan bisa menjadi penangkal budaya negatif yang tidak sesuai dengan kaidah
budaya bangsa, khususnya di Kota Semarang.
Sebagai kota
metropolitan yang mayoritas budayanya merupakan akulturasi berbagai budaya
yaitu budaya jawa, budaya arab, budaya eropa dan budaya china. Di Semarang juga
bisa kita temukan berbagai potensi budaya baik dalam bentuk bangunan, adat
istiadat, makanan dan kesenian.
Bangunan seperti Klentheng
Sampokong, Gereja Blendhuk, Masjid Agung Semarang, Candi di Kecamatan Tugu,
Tugu Muda, dan Vihara di Watu Gong adalah beberapa contoh bangunan hasil budaya
yang ada di Kota Semarang. Bahkan yang membanggakan Gereja Blendhuk saat ini sudah
bisa kita temui dimana mana dalam bentuk perangko.
Kemudian makanan
seperti lumpia, roti ganjel rel, wingko babat, gule bustaman, tahu pong juga
merupakan hasil budaya dalam bentuk kuliner di Semarang. Selanjutnya bentuk
budaya di kota semarang lainnya yang bisa kita temui adalah Dugderan setiap
bulan Ramadhan, tari gambang semarang dan warak ngendhog.
Maka dari itu, dengan banyaknya
budaya di kota semarang. Kita sebagai warga dan tentunya sebagai siswa harus selalu
mempelajarinya dan berusaha sekuat tenaga menjaga serta melestarikan budaya
tersebut. Agar selain menjadi khasanah kekayaan bangsa, juga bisa menjadi benteng
penangkal dari rongrongan budaya negatif bangsa lain yang tidak sesuai dengan norma
kepribadian bangsa kita. Amin..
Sehingga harapan kita,
Semarang sebagai “The Port of Java” dan sebagai Pesona Asia bisa tetap menjadi
pusat budaya positif dan kita bisa menjadi generasi penerus yang cerdas,
bermoral, dan berbudi pekerti luhur. Tentunya demi semarang yang lebih baik dan
Indonesia yang lebih hebat. Amin..
Demikian yang dapat
saya sampaikan bila mana ada kesalahan baik tutur kata, sikap dan perilaku,
saya mohon maaf yang sebesar besarnya. Sekian dari saya, wassalam. Wr.wb.
Assalamuaaikum WrWb, Berikut adalah salah satu contoh pidato lomba mapsi ... Selamat menikmati.
Assalamu alaikum.wr.wb..
Alhamdulillahilladzi
hadza nalihadza, wamakunna linahtadia laula anhadaanallah ...
Ashadu alla ilaaha
illlallah, waashadu anna sayyidana muhammadan ‘abduhu wa rosuluh laa nabiyya
ba’da.
Robbis rohli sodri,
wayassiril amri, wahlul ’uk datammillisani yafqohuu qouli.
Yang terhormat bapak ibu
dewan juri
Yang kami hormati bapak
ibu kepala sekolah
Serta kawan-kawanku yang kami
banggakan
Jamaaaahhh ...
Barakallah...
Mapsi subhanallah ...
Puji syukur, mari kita haturkan ke
hadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat serta karunianya kepada kita.
Sehingga pada hari ini kita bisa berkumpul dan berjumpa dalam acara yang penuh
majlis ilmu serta ridho Allah SWT ini.
Shalawat serta salam mari
kita haturkan ke junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena atas jasa beliau, serta
atas uswatun khasanahnya, kita semua bisa menjalankan segala yang diperintahkan
Allah dengan baik.
Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang besar, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman kepada Allah SWT.
Sehingga, sebagai warga negara yang baik. Kita harus selalu menjunjung tinggi Besarnya Bangsa Indonesia dengan selalu
menjaga persatuan dan kesatuan.
Jangan sampai
dengan maraknya berita bohong atau hoaks, gesekan antar golongan yang terjadi
akhir-akhir ini, memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai generasi penerus
bangsa, kita harus bisa mencegah pecahnya persatuan bangsa, kita harus
bisa menyaring informasi dengan benar, dan kita harus bisa mencintai bangsa ini.
Nabi bersabda Khubbul wathan Minal iman
yang artinya, “Cinta tanah air sebagai salah satu bentuk dari iman”.
Berdasar hadist tersebut,
sudah sangat jelas bahwa kita harus menjaga persatuan dan kesatuan, kita harus cinta
tanah air. Karena hal tersebut adalah bagian dari iman.
Dengan cara dan dalam
bentuk apa? Sebagai siswa kita bisa mengisi dan menjaga persatuan ini dengan
selalu belajar menjadi lebih baik. Kita
juga
harus membiasakan
menggunakan barang produksi dalam negeri, saling menghormati
perbedaan yang ada, tolerasi antar umat beragama, menyayangi teman dan tidak
saling mengejek satu sama lain.
Selain itu, bangsa kita adalah bangsa
yang plural, yang heterogen, baik sukunya, bahasanya dan adat istiadatnya. Oleh
karena itu, wajib bagi kita untuk saling menghormati dan menyayangi satu sama
lain.
Ingat, Bhineka Tunggal Ika adalah
semboyan bangsa kita, ini sudah
sesuai dengan firman Allah
dalam Al Quran surat Al Hujurat ayat 13 :
Yaa ayyuhannaasu innaa
kholaqnaakum min dzakariwwaunsaa, waja’alnaakum syu’ubawwaqabaaila lita’arafu
..
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya
kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling mengenal ..
Dalam hadist dikatakan
juga, bahwa berjamaah adalah penuh rakhmat dan perpecahan adalah siksa.
Jadi, sudah sangat jelas bahwa berjamaah atau menjaga persatuan dan
kesatuan adalah salah satu bentuk akhlaqul karimah atau akhlaq yang mulia, baik
dihadapan Allah dalam lingkup hablumminallah dan dihadapan manusia dalam
lingkup sosial atau hablumminannas.
Sehingga, dengan hablumminallah dan hablumminannas yang baik,
ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariah bisa
terbentuk dengan baik.
Tentunya demi Indonesia yang lebih berkah, dan lebih
berkarakter.
Demikian yang dapat kami
sampaikan, bila ada tutur kata, sikap maupun tingkah laku yang kurang berkenan,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wallaahu muwaffiq ila aqwamittaariq.
Wassalamualaikum.wr.wb....
Indonesia negara
besar
Bersarnya tiada
yang menandingi
Karena kita siswa pintar
Mari kita saling menyayangi
Search
Video
Kurtilas
Kategori
Arsip Blog
-
▼
2021
(54)
-
▼
Februari
(22)
- Sabtu Pagi di Pasadena
- GURIT SENDIKA (Antologi Geguritan)
- Tilik Sekolah
- DOMINEMA (Dongeng Mini Enam A) Persiapan Langkah d...
- CONTOH PIDATO TEMA PENDIDIKAN
- Prestasi (Bukan) Hanya Inteligensi
- Nenekku Pahlawanku
- Anak Gadis Bermata Sendu
- Komentar Cilla
- PIDATO TEMA TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
- Pantun Nasihat Nur Rakhmat
- Aduhai Indah Kau Indahnya
- Senyum Manis Ustadz Kanta
- Belajar Nyata Maya
- Contoh pidato Lomba Mapsi
- Contoh Pidato Lomba Siswa Berprestasi
- Naskah. Simposium Guru 2016
- Tiga Kurcaci Pemberani
- Sepanjang Jalan Terkembang
- Parlemen Modern dan Edukasi Konstitusi
- Kasih Di Ujung Waktu
- Udan Isuk Iki
-
▼
Februari
(22)