Oleh: Nur Rakhmat, S.Pd

Kamis, 11 Februari 2021

On 18.13 by Nur Rakhmat in    2 comments

 Sebuah Persembahan ...

Udan Isuk Iki

kang.rakhmat

Deres teles kebes awak dadi nggreges

Nggreges ndadekke atiku tambah teles

Lemah ireng nangis nganti peteng

Lemah abang saya mbranang kaya bata dibakar merang

Kabeh padha kelangan

Kelangan kahanan kelangan rasa kelangan kanca kang ngajak pepadhang

Udan nderes teles kebes isuk iki

Ndadekke ati krasa kaya ditunyuk eri

Udan isuk iki

Ndadekke awak kaya keli ning kali

Udan isuk iki

Ndadekke mripat tansah mbrebes mili

Nanging aja padha lali

Kandhane Pak Dhe Pri … urip kudu digebuk

Kandhane Pak Dhe Pri … urip dudu gawean weteng thok

Bener tur pener

Awake dhewe uga kudu nduweni PIL kecerdasan dosis tinggi

Iku uga kandhane Pak Dhe Pri

Duh Gusti

Kepiye carane awak iki urip lurus bener pinter ora keblinger?

Kepiye carane awak iki isa dadi pepadhang apik liyan?

Kepiye carane awak iki isa tumandang gawe keapikan?

Aja sumelang lan nduweha wani ing dada supaya menang

Mabura kaya peksi ing gegana

Dadiya pepadhang kaya bagaskara bening ing netra

Nanging tetepa syukur nyang kuasa

Lan aja lali kandhane Sang Penggoda Indonesia

Menawa awake kepingin karep kasil apik kahanan apa wae

Aja wedi ngguyu awake dhewe kaya kandhane Pak Dhe Pri

Udan isuk iki

Pancen ndadeake awakku mbrebes mili

 

                                                                                    IsukIkiIngPasadena

                                                                                    Jumuah,12022021

                                                                                    Tanggane lan muride Pak Dhe Prie

 

 

Sugeng tindak Pakdhe Prie ….

Mugi husnul khotimah

Lan Gusti Alllah tansah paring kesaenan ... 

Lahul fatihah ... 

aamiin

On 07.01 by Nur Rakhmat in    2 comments

 Kasih Di Ujung Waktu

kang.rakhmat

Hai kau yang merasa hati luka bagai emas tumpah dalam darah

Hai kau yang terhina dalam hina dunia fana penuh dosa angkara murka

Hai kau yang bergelut dalam sepi kasih idaman yang terbuang

Hai kau yang berpeluk dalam hidup penuh suluk dalam periuk

Janganlah kamu terlena dan termangu merana

Janganlah kamu terdiam bagai tersumpal dalam mulut lebam

Janganlah kamu merasa paling dosa dalam derita

Bangkit dan raihlah spirit dalam dunia yang sempit

Tegak dan jalanlah dalam hiruk pongah tiada bertindak

Tatap hari esok walau dirimu tanpa sosok

Gapailah impian walau kasih tiada pernah datang menawan

Pancarkanlah pesona walau seribu wajah selalu merona

Tangkaplah harapan walau halangan selalu menghadang

Tenang dan eleganlah ...

Kasih di ujung waktu masih setia menunggu

Kasih di ujung waktu masih merasuk walau asamu kian terpuruk

Kasih di ujung waktu kan jadi pegangan dalam hampa asa terbuang

Kasih di ujung waktu selalu merayu hampa diri penuh arti tiada layu


#PasadenaCitySemarang
#SelfPoetry
#nattensCharm
#AsaSangGuru
#MariSalingMemotivasiDanMenginspirasiDemiKebaikan Negeri
On 05.39 by Nur Rakhmat in    No comments

 Bismillah ...

Sebuah renungan dan harapan ...

Parlemen Modern dan Edukasi Konstitusi

Oleh : Nur Rakhmat

            Indonesia adalah negara besar. Buktinya Indonesia memiliki beragama kekayaan alam dan budaya yang semuanya adalah aset bangsa dan bisa digunakan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.

            Oleh karena itu, agar semua potensi yang dimiliki bangsa ini bisa diefektifkan pemanfaatannya, diperlukanlah suatu pengawasan dan pemantauan yang fungsinya untuk meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang kemungkinan terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, DPR termasuk DPRD di dalamnya mempunyai kewajiban dan fungsi yang diharapkan mampu menjadi tameng jika terjadi penyimpangan di masyarakat tersebut.

            Sehingga diperlukanlah suatu formula yang dapat digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban anggota dewan dalam hal ini anggota parlemen sebagai wakil dari rakyat. Jangan sampai parlemen justru tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi rakyat yang diwakilinya.

            Maka dari itu, guna mampu menjawab dan mengemban amanat rakyat, DPR menerapkan konsep parlemen modern dalam rencana strategisnya. Dengan salah satu indikatornya adalah penguatan transparansi dan penggunaan teknologi informasi.

            Namun hemat kami, sebelum lebih jauh menerapkan parlemen modern secara menyeluruh. Parlemen hendaknya juga mampu menjadi teladan yang baik atau minimal mampu memberikan dan membudayakan nilai-nilai edukasi bagi yang diwakilinya dalam hal ini rakyat.

            Sebagaimana kita kita ketahui bersama, pasca reformasi di tahun 1998, amandemen terhadap UUD 1945 sudah dilaksanakan sebanyak empat kali. Oleh karena itu, guna meningkatkan dan meringankan anggotanya, parlemen perlu menambah tugas pokok dan fungsi dalam mengemban amanat rakyat tersebut dengan menambah satu fungsi bagi parlemen yaitu fungsi edukasi.

            Mengapa fungsi edukasi perlu ditekankan dan dicanangkan dalam tugas pokok dan fungsi parlemen? Hemat kami dengan adanya fungsi edukasi dalam konsep parlemen modern yang dicanangkan DPR pada rencana strategisnya, parlemen modern tidak hanya sebatas menjadi slogan slogan saja. Namun, parlemen modern bisa benar-benar mengiplementasikan konstitusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

            Sehingga, dengan adanya fungsi edukasi dalam parlemen modern tersebut, sebelum menjalankan tiga fungsi lainnya yaitu, fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan fungsi anggaran, anggota parlemen bisa mengedukasi diri sendiri dan mampu menjadi teladan yang baik bagi diri dan lingkungannya dalam bentuk keteladanan di berbagai hal. Misalnya keteladanan untuk tidak bergaya hidup mewah, keteladanan untuk tidak melakukan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN), dan berbagai sikap teladan positif lainnya.

            Selain itu, dengan adanya fungsi edukasi pada tugas dan fungsi parlemen modern, diharapkan proses pendidikan atau proses edukasi dari dan bagi anggota parlemen modern bisa berlangsung dengan baik. Dan tentunya regenerasi karakter dan sikap positif bagi generasi penerus bangsa bisa berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.

Misalnya, dalam penerapan undang-undang tentang tentang keterbukaan informasi publik. Jika fungsi edukasi dalam bentuk keteladanan dilakukan dengan baik, maka sebelum undang-undang tersebut diuji publik, Undang Undang tersebut diuji privat terlebih dulu terhadap anggota parlemen. Sehingga anggota parlemen benar-benar bisa merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat.

Selain itu, jika fungsi edukasi bagi anggota legislasi dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, maka bentuk ideal dari parlemen modern bisa direalisasikan dan bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan, nilai-nilai keteladanan berkonstitusi sudah membudaya dalam keseharian, kapanpun dan di manapun.

Sehingga parlemen modern bisa menjadi teladan dan menjadi edukasi konstitusi dalam hubungan interaksi positif dan produktif serta solusi pasti dalam menangkis erosi dan degradasi moral masyarakat dengan imbas positif menjadikan parlemen modern lebih berwibawa dan bermartabat. Tentunya demi Indonesia yang semakin bermoral dan berkarakter.


#Edukasi

#AsaSangGuru

#KonstitusiUntukKebaikanNegeri

#DemosDanCratos

#MariSalingMemotivasiDanMenginspirasiDemiKebaikanNegeri

           #SuatuMalamDiPasadena



 

 

  

 

Rabu, 10 Februari 2021

On 04.25 by Nur Rakhmat in    3 comments

 

Sepanjang Jalan Terkembang

Kang.rakhmat

Deru mesin meraung siap bertarung tanpa pernah merasa terkurung

Kait denyit roda berpagut bagai semut terhanyut dalam mulut perkutut

Indah! Walau sejatinya tiada pernah lumrah

Nikmat! Bak kereta kencana melesat lewat besi berkarat

Sepanjang jalan terkembang

Sepanjang insan mimpi bagai harum setaman kembang

Sepanjang jalan kenyataan bukan jalan kepalsuan

Sepanjang pengabdian bukan citra pemuas kekuasaan

Hei Paman!

Sepanjang jalan terkembang banyak korban berjatuhan

Sepanjang jalan terkembang banyak lalu lalang terhalang senyum melayang

Hai Paman! Tahukah kamu?

Senyum aspal jalanan merobek roda raja jalanan

Senyum aspal jalanan menarik cinta pengelana jatuh tenggelam

Tenggelam, tenggelam, tenggelam masuk kelam malam

Hai Paman!

Kita tidak butuh asal bapak senang

Kita tidak butuh hanya usapan kasih sayang pencitraan

Kita butuh kenyataan tindakan

Kita butuh sepanjang jalan terkembang

Terkembang senyum raja jalanan

Terkembang senyum pengelana malam

Terkembang senyum pengabdi separuh malam

Bukan malam dirajam durjana kelam

Bukan pula asa yang mengambang

Sepanjang jalan terkembang

Banyak cerita tersampaikan

Banyak khayal kenyataan

Banyak impian perasaan

Banyak jalan kemenangan

Sepanjang jalan terkembang

Bukan cinta dalam dusta

Bukan cinta dalam citra

Bukan pula citra fatamorgana

Kami hanya ingin kenyang asa

Kami hanya ingin kenyang rasa

Kami hanya ingin kenyang karsa

Bukan mencium senyum lebar jalan terkembang dunia fana

                                                            Pasadena10022021

 

#PasadenaCity

#HomeAlone

#PomeriggioInMezzoAllaCittà

#DiSuatuSiangTanpaSengaja

#CatatanBelantaraKota

 

 

 

 

On 01.08 by Nur Rakhmat in    23 comments

 

Tiga Kurcaci Pemberani

Oleh : Nur Rakhmat

Siang itu di Negeri Kakana. “Semuanya sembunyi!” teriak Ludi kurcaci kepada kawan-kawannya.

Mendengar teriakan Ludi, semua kurcaci Suku Kakana bersembunyi di tempat aman. Benar saja, tidak lama kemudian datang raksasa dari Suku Naka-Naka. Mereka adalah raksasa jahat yang suka iseng menginjak-injak kebun jamur kurcaci Suku Kakana. Tidak sedikit Kurcaci Suku Kakana merugi dan kelaparan akibat ulah Suku Naka-Naka.

Suasana mencekam tersebut sudah berlangsung hampir lima tahunan sejak Suku Naka-Naka sering melintasi pemukiman Suku Kakana untuk mencari makanan di wilayah Negeri Bhoma.

“Aku tidak bisa tinggal diam dengan kejadian ini!” kata Ludi kurcaci kepada Lidu kurcaci sahabatnya.

“Apa yang bisa kita lakukan?” jawab Lidu.

“Kekuatan kita tidak sebanding dengan suku raksasa itu.” lanjut Lidu.

Di saat mereka terdiam, Lodi kurcaci datang.

“Hei! Kalian sedang memikirkan apa?” tanya Lodi.

“Kami sedang mencari cara agar Suku Naka-Naka tidak berani lagi sama suku kita!”jawab Ludi.

“O…seperti itu! Sebenarnya, tadi aku dan beberapa kurcaci lain juga sedang memikirkan hal tersebut. Menurut tetua kurcaci, kalau kita berjalan ke arah matahari terbit, pasti mendapat petunjuk!” kata Lodi penuh semangat.

“Ke arah matahari terbit? Ke mana itu?” tanya Lidu bingung.

“Tetua adat tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya bilang seperti itu.”jawab Lodi.

Ludi yang saat itu sedang serius mendengarkan perbincangan kedua temannya angkat bicara.

“Kalau memang itu satu-satunya jalan untuk bebas dari penindasan Suku Naka-Naka. Maka perjalanan itu harus kita lakukan!” kata Ludi penuh semangat.

“Kalian mau ikut denganku?” lanjut Ludi.

Lidu dan Lodi saling bertatapan, mereka kompak menganggukkan kepala tanda setuju atas ide Ludi. Dan mereka bertigapun melakukan perjalanan ke arah matahari terbit sesuai petunjuk tetua kurcaci.

            ***

“Huh, sudah hampir lima malam kita berjalan,tetapi belum satupun ada petunjuk!” keluh Lidu.

            “Ayolah, kita tidak boleh putus asa!” kata Ludi kepada Lidu.

            “Benar, kita harus terus berjalan sampai kita menemukan petunjuk!” tambah Lodi.

Tiba-tiba Ludi berteriak. “Hei! Lihat di pohon itu. Di sana kelihatannya ada benda seperti cincin. Ayo kita lihat!”

Mereka bertiga berlari menuju pohon yang dimaksud. Benar juga, di pohon terlihat cincin besar berwarna hitam.

“Sepertinya cincin itu berguna untuk Suku kita.” kata Ludi.

“Tetapi bagaimana cara kita membawa ke perkampungan?” kata Lidu bingung.

“Tenang, kita bisa minta bantuan Peri Blari.” kata Lodi yakin.

Dengan penuh harap, merekapun memanggil Peri Blari.

“Bum bim bam bum…Peri Blari datanglah! Bum bim bam bum…Peri Blari datanglah! Bum bim bam bum…Peri Blari datanglah!

Seketika itu di depan tiga kurcaci, Peri Blari yang baik hati berdiri sambil menyapa penuh hangat.

“Ada apa kalian memanggilku?” tanya Peri Blari.

“Tolonglah kami peri! Kami ingin membawa cincin itu ke perkampungan.” jawab Ludi.

“Baiklah, tetapi sebelum aku kabulkan permintaan kalian, untuk apa cincin besar itu?”

tanya Peri Blari.

“Ceritanya panjang Peri!” jawab Ludi.

Lalu Ludi, Lodi dan Lidu bergantian menceritakan kejadian yang menimpa kurcaci Suku Kakana. Peri Blari kagum atas keberanian dan kegigihan mereka yang rela berkelana untuk menolong kaumnya yang tertindas. Peri Blari pun mengabulkan permintaan ketiga kurcaci pemberani tersebut.

Akhirnya cincin yang diharapkan tersebut berhasil diambil oleh Peri Blari dan diserahkan ke Ludi Kurcaci dan kedua temannya.

“Baiklah! Ayo bersiaplah kembali ke perkampungan kalian” kata Peri Blari.

Kemudian Peri Blari membantu ketiga kurcaci membawa cincin sampai perkampungan mereka.

“Nah, kita sudah sampai. Tugasku mengantar kalian sudah selesai. Sekarang waktunya aku pergi ke Negeri Peri. Semoga kalian berhasil!” kata Peri Blari.

“Trimakasih Peri Blari.” jawab mereka bertiga kompak.

“Lodi, Lidu….segera kumpulkan seluruh penduduk di lapangan.” kata Ludi.

“Baik!” jawab Lidu dan Lodi kompak.

***

Tidak menunggu lama seluruh penduduk Suku Kakana berhasil dikumpulkan di lapangan.

“Wahai penduduk Suku Kakana! Dalam perjalanan ke timur, kami bertiga menemukan cincin besar. Cincin itu bisa kita gunakan untuk menangkal serangan Suku Naka-naka. Tentu…kita ingin terbebas dari penindasan mereka kan?” teriak Ludi lantang.

“Jika kalian setuju, kita harus bersatu! Masuklah kalian ke lingkaran cincin! Ingat jika Suku Naka-Naka lewat mengganggu kita, apapun yang terjadi jangan sampai kalian keluar! Kita semua harus menyerang dan mendorong mereka keluar dari kebun jamur dengan ikatan cincin ini” lanjut Ludi memberikan aba-aba dibantu Lidu dan Lodi.

Seluruh penduduk Suku Kakana menganggukkan kepala tanda setuju. Merekapun bersatu dengan masuk ke cincin sesuai petunjuk Ludi dan sahabatnya.

***

Benar juga, tak lama kemudian, beberapa Suku Naka-Naka lewat dan seperti biasa mereka menginjak-injak kebun jamur Kurcaci Suku Kakana. Namun, tidak seperti biasanya, warga Kurcaci Suku Kakana kali ini tidak tinggal diam, mereka sudah menyatu. Dan sesuai arahan Ludi, Kurcaci Suku Kakana mendorong Suku Naka-Naka yang bermain menginjak-injak kebun jamur mereka sampai jatuh.

Melihat bersatunya Kurcaci Suku Kakana, anggota Suku Naka-Naka lari menuju tepat tinggal mereka. Setelah kejadian itu, tiap kali Suku Naka-Naka melewati perkampungan Suku Kakana, mereka tidak berani lagi bermain menginjak-injak kebun jamur Suku Kakana. Dan Suku Kakanapun hidup tentram, selalu mempunyai cadangan makanan melimpah dan mampu  memberi manfaat bagi suku lainnya.

 


 

 

 

On 01.01 by Nur Rakhmat in    No comments

 

One Day One “PaS PuCer” di Sekolahku

Oleh : Nur Rakhmat

Semakin deras gelombang globalisasi salah satunya dengan ditandai adanya kemajuan iptek yang diikuti dengan derasnya budaya asing yang masuk ke negara kita serta kurang siapnya mental generasi penerus bangsa dalam menyaring budaya tersebut, seolah menggerakkan semua komponen bangsa untuk ikut serta membantu generasi muda dalam menyikapi masuknya aneka budaya yang kadang kala tidak sesuai dengan nilai luhur budaya bangsa kita.

Negara sebagai pengambil kebijakan mempunyai kewajiban utama untuk membantu generasi muda utamanya dalam menyikapi adanya budaya negatif yang masuk ke negara kita. Salah satunya dengan mengeluarkan Permendikbud  nomor 23 tahun 2015 tentang penanaman budi pekerti yang salah satu poinnya adalah mewajibkan membaca selama +/- 10 sampai 15 menit di sekolah sebelum pelajaran dimulai.

Dan sekolah sebagai ujung tombak negara tentu wajib mematuhi Permendikbud tersebut. Oleh karena itu, SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, sejak mendapatkan sosialisai kewajiban membaca selama kurang lebih 10-15 menit, langsung menerapkan Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tersebut kepada siswa dan tentunya kepada guru dan karyawan di sekolah kami.

Namun untuk melaksanakan kewajiban membaca selama kurang lebih 15 menit di sekolah tidaklah semudah yang kita kira. Ada beberapa permasalahan yang kami temui diantaranya. Yang pertama adalah, saat bapak ibu guru menghimbau siswa untuk membaca, masih banyak siswa yang hanya sekedar membaca dan justru ada juga siswa yang hanya bercanda dengan teman di samping kanan kirinya.

Selain itu, referensi yang digunakan siswa untuk membaca buku juga masih minim. Walaupun di sekolah kami sudah ada perpustakaan, namun animo siswa untuk membaca dan meminjam buku masih kurang. Siswa cenderung lebih menyukai waktu istirahatnya untuk jajan dan mengobrol saja dengan teman. Kalau ditinjau dari segi budaya literasinya, sekolah kami tentu masih sangat kurang dan masih merugi.

Yang ketiga, saat kami tanyakan kepada siswa apakah di rumah mereka mempunyai buku selain buku pelajaran, banyak siswa yang menggelengkan kepala. Artinya banyak siswa yang tidak mempunyai referensi bahan bacaan untuk sekedar dibaca di rumah kala senggang. Seperti buku cerita pendek, novel anak, dongeng, puisi, pantun, dll. bahkan saat kami tanyakan apakah anak-anak sering membaca surat kabar seperti koran, majalah, dll jarang ada yang membaca.

Kemudian faktor lain yang menghambat kemauan siswa untuk membaca selama kurang lebih 15 menit di awal pelajaran adalah kebiasaan siswa yang asyik berselancar di media sosialnya, seperti Facebook, Line, WA, Instagram, dll. Karena siswa modern cenderung lebih suka beraktifitas di dunia maya dan jarang dari mereka yang menggunakan waktu senggangnya di rumah untuk bermain dengan teman sebagai bentuk aktifitas fisik dan sosialisasi dengan teman.

Faktor kelima yang menjadi permasalahan di awal penerapan aturan ini di sekolah kami adalah kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar siswa. Artinya budaya positif atau lingkungan yang mendukung siswa di sekolah kami, yaitu SDN Kalibanteng Kidul 01 untuk berliterasi masih sangat minim. Baik dari lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

Pengaruh faktor lingkungan tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Slameto dimana faktor eksteren yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. (Slameto, 2010:60).  

Setelah kami menemukan berbagai permasalahan yang ada, kemudian kami membuat rencana atau progam untuk menggalakkan budaya membaca dan menumbuhkan budaya menulis di sekolah kami. Dan sebagai pilot pelaksanaan adalah siswa yang duduk di jenjang kelas V. Dan kami menyebut progam tersebut dengan One Day One “PaS PuCer” (Satu Hari Satu Pantun, Syair, Puisi, Cerita).

Namun sebelum melangkah ke progam tersebut kami mengawali dengan menyesuaikan jadwal pelajaran yang ada di sekolah. Selain menyesuaikan jadwal pelajaran kami juga men-setting bel otomatis di sekolah dengan memasukkan rekaman suara “waktu membaca dimulai” setelah bel masuk dan setelah bel menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Dan memasukan suara “waktu membaca selesai” jika membaca selama 15 menit selesai.

Sehingga dengan pembiasaan tersebut, pembiasaan membaca buku nonteks pelajaran semakin masif dilaksanakan oleh siswa. Tentu hal ini bisa digunakan siswa sebagai sarana belajar untuk belajar mengenal dan mempelajari karakter orang lain melalui tokoh-tokoh dalam cerita yang dibaca siswa.

Sehingga siswa bisa menerapkan dan mencontoh karakter posiif yang ada dalam cerita tersebut. Dan secara tidak langsung siswa juga sudah melakukan aktivitas belajar yang menghasilkan perubahan tingkah laku, yang didapat dari pengalaman belajar dan latihan.( Baharudin; Wahyuni, Esa Nur, 2007:34).

Selain dengan menyesuaikan jadwal pelajaran dan memodifikasi suara bel. Di sekolah kami juga terdapat duta membaca yang tugasnya adalah memberi contoh dan mengingatkan temannya agar selalu membiasakan membaca dan menulis baik di sekolah maupun di rumah. Duta membaca di sekolah kami diseleksi dengan mengambil siswa tergiat dan terajin dalam membaca buku. Ini bisa dibuktikan dengan buku jurnal membaca yang ada pada siswa. Jika dalam jurnal membaca catatan salah satu siswa lebih banyak daripada yang lain, maka siswa tersebut sudah barang tentu mempunyai jam terbang membaca lebih banyak daripada temannya. Maka siswa tersebut masuk kandidat sebagai duta baca.

Bahkan pada tanggal 8-10 November 2016 kemarin, setelah melalui seleksi ribuan naskah dari seluruh Indonesia, salah satu duta baca SDN Kalibanteng Kidul 01 menjadi salah satu finalis dalam Lomba Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar kategori cerpen untuk pemula yang diselenggarakan oleh Dirjen Dikdas kemendikbud bersama salah satu penerbit mayor tanah air di Hotel Royal Safari Garden Cisarua Bogor Jawa Barat.

Langkah selanjutnya untuk mewujudkan progam “One Day One PaS PuCer” adalah kami juga memberikan contoh kepada siswa 15 menit setelah membaca untuk membuat karya misalnya puisi, pantun, dll. Jadi selain siswa yang berkarya, guru juga menghasilkan karya. Jadi tidak hanya menyuruh siswa saja, tetapi juga ikut berkarya bersama siswa.

Contoh yang kami berikan sifatnya sebagai gambaran bagaimana bentuk karya cerpen, puisi, pantun dan syair yang dibuat, bukan harus sesuai dengan yang kami buat. Artinya siswa kami beri kebebasan untuk mengaduk aduk kata sesuai dengan imajinasi siswa, sesuai dengan yang siswa pahami. Karena dengan kemampuan siswa menganalisis, memahami, dan mengolah kata sesuai dengan kemampuanya ini bisa menumbuhkan kemampuan berpikir logis dan perkembangan sosial emosional siswa antara lain yang berkaitan dengan perkembangan diri, perkembangan jender dan moral serta berujung pada harga diri (self esteem) dan konsep diri (self concept).(Fawzi A. H, 2012 : 101)

Tentu jika konsep diri tersebut sudah terbentuk, kita sebagai guru akan lebih mudah menguatkan karakter positif siswa sebagai salah satu bekal dalam bimbingan karir yang dapat menunjang masa depan siswa untuk mengarungi kehidupan saat mereka dewasa kelak.

Langkah kami setelah membiasakan membuat pantun, syair, puisi dan cerita (PaS PuCer), kami juga membuat buletin sekolah “Sukses Selalu” yang tim redaksinya terdiri dari siswa dan guru sebagai salah satu sarana untuk mengakomodir dan mengapresiasi karya siswa. Dan bagaimana tanggapan siswa setelah buletin itu terbit. Bisa kita tebak, siswapun antusias untuk mengirimkan karyanya ke buletin sekolah kami!

Selain dengan buletin, karya siswa yang layak juga dipasang di majalah dinding sekolah. Agar apa? Tentu agar dengan buletin dan mading tersebut siswa bisa termotivasi untuk ikut berkarya seperti temannya yang karyanya dimuat di mading dan buletin sekolah.

Bahkan sekolah kami juga mempunyai kereta baca yang kami letakkan di dekat gerbang sekolah. Dengan tujuan agar orang tua murid saat menjemput putranya bisa diisi dengan kegiatan membaca buku yang ada di kereta baca tersebut.

Dan untuk lebih memotivasi siswa dalam berliterasi, kami juga mengikutkan siswa untuk mengikuti lomba menulis dan mengirimkan karya siswa ke media massa lokal yang ada di daerah kami.  

Memang agak berat jika kita tidak menikmati tahapan demi tahapan berbagai proses untuk membudayakan literasi di sekolah. Namun kami berprinsip bahwa tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu atau mengajar saja. Tetapi prinsip kami sama seperti yang tertera dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah.

Maka, dengan tahapan yang kami lalui dalam membudayakan budaya literasi di sekolah, otomatis kami juga melatih, membimbing, mengarahkan sampai menilai hasil karya siswa tersebut. Terlebih karya siswa yang masuk akan kami bukukan agar menjadi minimal satu buku antologi karya siswa.

Memang, agar semua progam literasi yang kami rencanakan dan jalankan di SDN Kalibanteng Kidul 01 bisa berkesinambungan dan membuahkan hasil, diperlukan kesadaran dan komitmen diri dari kami sebagai guru di satuan pendidikan tersebut.

Karena, hemat kami, dengan kita mengembangkan literasi di sekolah, khususnya di SD, hal tersebut bisa kita gunakan sebagai media untuk lebih mengetahui bakat dan minat anak sejak dini. Sehingga secara tidak langsung kita juga bertindak sebagai penyelam yang baik dalam mengidenifikasi bakat dan minat siswa.

Sehingga ke depannya, dalam mendidik siswa kita bisa menyadari bahwa kecerdasan siswa itu beragam, seperti menurut Howard Gardner dengan teori Multiple Intellegience nya atau kecerdasan majemuk yang meliputi, kecerdasan linguistik, matematis-logis, visual-spasial, musikal, kinestetis, intrapersonal, interpersonal, dan naturalis.(Munif Chatib, 2013:56).

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Tim Redaksi Nuansa Mulia. Himpunan Perundang-Undangan RI Tentang Guru dan Dosen, Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Beserta Penjelasannya. Bandung: Nuansa Aulia. 2006.

Baharudin & Wahyuni, Esa Nur. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.2008.

Slameto. Belajar dan Faktor –Fakor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Aswin Hadist, Fawzia. Kreatif menulis Cerita Anak: Psikologi Perkembangan Anak Sekolah Dasar. Bandung: Nuansa.2012.

 

 

 

 

 

 

 

 

On 00.56 by Nur Rakhmat in    No comments

 

Pidato

 

Assalamualikum Wr Wb

Salam sejahtera untuk kita semua

Yang terhormat bapak ibu dewan juri

Yang kami hormati bapak ibu guru serta teman teman yang saya banggakan

Pertama –tama marilah, puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan karunianya kita bisa bertemu pada kegiatan lomba siswa berprestasi ini.

Selanjutnya, perkenankanlah saya berdiri disini, sedikit berbagi menyampaikan beberapa hal terkait dengan budaya yang ada di kota semarang. Sebagaimana kita ketahui Semarang dengan slogannya yaitu kota ATLAS ( aman, tertib, lancar, asri, dan sehat ) adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah.

Dan sebagai jantungnya Provinsi Jawa Tengah, Semarang tentu menyimpan berbagai potensi yang bisa dikembangkan untuk kesejahteraan warga masyarakatnya. Baik potensi sumber daya manusianya, potensi sumber daya alamnya dan potensi budayanya.

Oleh karena itu sebagai warga masyarakat yang baik, kita hendaknya selalu menjaga dan melestarikan segala potensi tersebut dengan penuh tanggung jawab dan bijak. Sehingga dengan sikap tersebut, segala bentuk kebudayaan yang ada di Kota Semarang bisa tetap lestari dan bisa menjadi penangkal budaya negatif yang tidak sesuai dengan kaidah budaya bangsa, khususnya di Kota Semarang.

Sebagai kota metropolitan yang mayoritas budayanya merupakan akulturasi berbagai budaya yaitu budaya jawa, budaya arab, budaya eropa dan budaya china. Di Semarang juga bisa kita temukan berbagai potensi budaya baik dalam bentuk bangunan, adat istiadat, makanan dan kesenian.

Bangunan seperti Klentheng Sampokong, Gereja Blendhuk, Masjid Agung Semarang, Candi di Kecamatan Tugu, Tugu Muda, dan Vihara di Watu Gong adalah beberapa contoh bangunan hasil budaya yang ada di Kota Semarang. Bahkan yang membanggakan Gereja Blendhuk saat ini sudah bisa kita temui dimana mana dalam bentuk perangko.

Kemudian makanan seperti lumpia, roti ganjel rel, wingko babat, gule bustaman, tahu pong juga merupakan hasil budaya dalam bentuk kuliner di Semarang. Selanjutnya bentuk budaya di kota semarang lainnya yang bisa kita temui adalah Dugderan setiap bulan Ramadhan, tari gambang semarang dan warak ngendhog.

Maka dari itu, dengan banyaknya budaya di kota semarang. Kita sebagai warga dan tentunya sebagai siswa harus selalu mempelajarinya dan berusaha sekuat tenaga menjaga serta melestarikan budaya tersebut. Agar selain menjadi khasanah kekayaan bangsa, juga bisa menjadi benteng penangkal dari rongrongan budaya negatif bangsa lain yang tidak sesuai dengan norma kepribadian bangsa kita. Amin..

Sehingga harapan kita, Semarang sebagai “The Port of Java” dan sebagai Pesona Asia bisa tetap menjadi pusat budaya positif dan kita bisa menjadi generasi penerus yang cerdas, bermoral, dan berbudi pekerti luhur. Tentunya demi semarang yang lebih baik dan Indonesia yang lebih hebat. Amin..

Demikian yang dapat saya sampaikan bila mana ada kesalahan baik tutur kata, sikap dan perilaku, saya mohon maaf yang sebesar besarnya.  Sekian dari saya, wassalam. Wr.wb.

On 00.55 by Nur Rakhmat in    No comments

 

Assalamuaaikum WrWb, Berikut adalah salah satu contoh pidato lomba mapsi ... Selamat menikmati.

Assalamu alaikum.wr.wb..

Alhamdulillahilladzi hadza nalihadza, wamakunna linahtadia laula anhadaanallah ...

Ashadu alla ilaaha illlallah, waashadu anna sayyidana muhammadan ‘abduhu wa rosuluh laa nabiyya ba’da.

Robbis rohli sodri, wayassiril amri, wahlul ’uk datammillisani yafqohuu qouli.

Yang terhormat bapak ibu dewan juri

Yang kami hormati bapak ibu kepala sekolah

Serta kawan-kawanku yang kami banggakan

Jamaaaahhh ... Barakallah...

Mapsi subhanallah ...

Puji syukur, mari kita haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat serta karunianya kepada kita. Sehingga pada hari ini kita bisa berkumpul dan berjumpa dalam acara yang penuh majlis ilmu serta ridho Allah SWT ini.

Shalawat serta salam mari kita haturkan ke junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena atas jasa beliau, serta atas uswatun khasanahnya, kita semua bisa menjalankan segala yang diperintahkan Allah dengan baik.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman kepada Allah SWT. Sehingga, sebagai warga negara yang baik. Kita harus selalu menjunjung tinggi Besarnya Bangsa Indonesia dengan selalu menjaga persatuan dan kesatuan.

Jangan sampai dengan maraknya berita bohong atau hoaks, gesekan antar golongan yang terjadi akhir-akhir ini, memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa mencegah pecahnya persatuan bangsa, kita harus bisa menyaring informasi dengan benar, dan kita harus bisa mencintai bangsa ini. Nabi bersabda Khubbul wathan Minal iman yang artinya, “Cinta tanah air sebagai salah satu bentuk dari iman”.

Berdasar hadist tersebut, sudah sangat jelas bahwa kita harus menjaga persatuan dan kesatuan, kita harus cinta tanah air. Karena hal tersebut adalah bagian dari iman.

Dengan cara dan dalam bentuk apa? Sebagai siswa kita bisa mengisi dan menjaga persatuan ini dengan selalu belajar menjadi lebih baik. Kita juga harus membiasakan menggunakan barang produksi dalam negeri, saling menghormati perbedaan yang ada, tolerasi antar umat beragama, menyayangi teman dan tidak saling mengejek satu sama lain.

Selain itu, bangsa kita adalah bangsa yang plural, yang heterogen, baik sukunya, bahasanya dan adat istiadatnya. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk saling menghormati dan menyayangi satu sama lain.

Ingat, Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa kita, ini sudah sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surat Al Hujurat ayat 13 :

Yaa ayyuhannaasu innaa kholaqnaakum min dzakariwwaunsaa, waja’alnaakum syu’ubawwaqabaaila lita’arafu ..

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal ..

Dalam hadist dikatakan juga, bahwa berjamaah adalah penuh rakhmat dan perpecahan adalah siksa.

Jadi,  sudah sangat jelas  bahwa berjamaah atau menjaga persatuan dan kesatuan adalah salah satu bentuk akhlaqul karimah atau akhlaq yang mulia, baik dihadapan Allah dalam lingkup hablumminallah dan dihadapan manusia dalam lingkup sosial atau hablumminannas.

Sehingga,  dengan hablumminallah dan hablumminannas yang baik, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariah bisa terbentuk dengan baik. Tentunya demi Indonesia yang lebih berkah, dan lebih berkarakter.

Demikian yang dapat kami sampaikan, bila ada tutur kata, sikap maupun tingkah laku yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wallaahu muwaffiq ila aqwamittaariq.

Wassalamualaikum.wr.wb....

Indonesia negara besar

Bersarnya tiada yang menandingi

Karena kita siswa pintar

Mari kita saling menyayangi