Oleh: Nur Rakhmat, S.Pd

Selasa, 09 Februari 2021

On 03.11 by Nur Rakhmat in    20 comments

 

Komentar Cilla

Oleh: Nur Rakhmat

“Paraah! Berangkat sekolah kok terlambat.” seloroh Cilla kepada Riza. Riza yang merasa tersinggung tersenyum sewot. “Huh, coba kalau bu guru belum masuk kelas, sudah kuremet-remet dia!” Gerutu Riza dalam hati sambil menunjukkan muka marah.

“Maaf bu, saya terlambat. Tadi mama belum menyiapkan sarapan, jadi harus nunggu dulu.”

“Modus bu, paling dia bangun kesiangan!” Timpal Cilla, yang diikuti riuh tawa teman sekelas.

“Anak-anak jangan ribut, kasihan Riza. Riza lain kali datang lebih awal ya, ayo duduk di bangkumu nak.” Kata bu guru sambil tersenyum hangat.

Sambil memendam jengkel, sebenarnya Riza merasa bersalah pada bu guru, karena terlambatnya bukan menunggu bekal untuk dibawa sekolah. Riza terlambat memang karena bangun kesiangan akibat menonton pertandingan siaran langsung lomba atletik di televisi sampai malam.

“Ah, apa boleh buat, yang penting aku tidak dimarahi bu guru.” Gumam Riza dalam hati gembira.

Namun, setiap ingat apa yang dikatakan Cilla, Riza selalu merasa jengkel. Karena bukan kali ini saja Cilla berkata blak-blakan kepada Riza.

***

Teet … teeet … teeet. Bel pulang berbunyi, siswa kelas VI pun menghambur keluar kelas. Ada yang langsung pulang, jajan dulu dan ada pula yang bermain di lapangan sambil menunggu jemputan. Riza, Zia, dan Toma yang biasanya langsung pulang, memilih santai sambil duduk-duduk di gazebo yang terletak di pojok lapangan sekolah.

“Hey, dari tadi wajahmu kok di tekuk terus, memangnya kamu kenapa Za?” Tanya Zia yang heran pada sikap tak biasa Riza.

Sambil jengkel. “Huh!! Bete aku sama Cilla, masa dia selalu bicara ceplas-ceplos kepadaku, memangnya dia siapa?”

“Memangnya kenapa dengan Cilla, apa kamu naksir…? He he he.” Seloroh Toma yang dari tadi asyik memperhatikan ramainya suasana pulang sekolah.

“Husssh…! Sembarangan, boro-boro naksir, kalau jengkel iya! Andai dia laki-laki, sudah aku tantang dia adu cepat lari denganku!” Kata Riza meluap-meluap karena saking jengkelnya pada Cilla.

Tantangan Riza kepada Cilla cukup beralasan, karena memang Riza adalah atlet putra andalan sekolah dan Cilla juga atlet putri andalan di sekolah yang sama.

“Jengkel boleh Za, tapi kamu jangan sampai kelewat batas.” Kata Toma.

“Betul Za, jangan sampai saking jengkelnya, kamu nanti kena hukuman dari bu guru.” Lanjut Zia.

“Makanya, kalau tidak ingin dapat komentar Cilla jangan terlambat.” Timpal Toma.

“Lo….kok kamu membela Cilla, Tom?” Tanya Riza kepada Toma heran.

Toma tidak langsung menjawab pertanyan Riza. Mereka terdiam sambil melihat ke sekeliling sekolah yang terlihat sudah agak sepi.

Sambil menghela napas. “Sebenarnya kamu bukan yang pertama kali mendapat komentar Cilla, Za.” Tiba-tiba Zia berbicara memecah kebekuan antara Riza dan Toma.

“Aku dan Toma pun kemarin pernah mengalami nasib seperti kamu.” Lanjut Zia.

“Memangnya kalian berdua pernah mendapat komentar apa dari Cilla?” Tanya Riza heran.

“Kemarin sewaktu ada PR matematika, aku belum selesai mengerjakannya. Lalu aku berangkat lebih awal supaya bisa mengerjakannya di sekolah.” Kata Toma.

“Ee … baru aja mau buka buku, tiba-tiba Cilla berkomentar juga. Hari gini belum mengerjakan PR, apa kata dunia! Dia komen begitu sama aku. Untung bu guru belum datang.” Lanjut Toma.

“Dia bilang begitu sama kamu, Tom? Tanya Riza terlihat semakin jengkel.

“Lalu kamu dikomentari apa Zia?” Tanya Riza pada Zia yang dari tadi keheranan melihat jengkelnya Riza pada Cilla.

“Kalau aku sih, kemarin waktu habis jajan aku membuang bungkus jajan sembarangan. Dia komentar, 2014 kok nyampah! Seperti itu komentarnya.” Kata zia.

“Untung aku segera mengambil kembali dan memasukkannya ke tempat sampah. Karena waktu itu bu guru kebetulan piket keliling. Coba kalau tidak segera kuambil, bisa kena hukuman aku!” Lanjut Zia.

Saat mereka bertiga sedang asyik membicarakan Cilla, terlihat Bongka dari kelas berlari menghampiri mereka.

Sambil ngos-ngosan. “Hosh…hosh…. Kalian bertiga belum pulang ya…dari tadi aku cari kemana-mana, ternyata kalian ada di sini. Pasti sedang membicarakan Cilla, tu kelihatan muka jengkel Riza.” Celetuk Bongka.

“Sudah tidak usah dipikirin, memang dia kalau bicara ceplas-ceplos, tapi dia baik hati kok. Yuk, kita pulang bersama!” Ajak Bongka.

***

            Di hari berikutnya, sebelum pelajaran berlangsung, rutin diadakan Jum’at bersih. Karena di sekolah ini sudah membudaya slogan Jum’at bersih, Sabtu hijau, Minggu sehat.

            “Riza, kerja bakti belum selesai sudah buang sampah sembarangan!” Terdengar suara bu guru nyaring.

“Ayo, cepat ambil!” Lanjut bu guru yang dari awal ikut kerja bakti sambil membimbing anak-anak kelas VI.

            Sambil tertunduk malu, Riza lalu memungut kembali sampah bungkus minuman ringan yang dia buang sembarangan.

Bongka yang sedang menyapu di dekat Riza menimpali, “Makanya, lain kali kerja yang benar. Lagian buang sampah sembarangan!”

“Kamu tu ya, bisanya ngeledek, harusnya tadi kamu beritahu aku kalau ada bu guru!” Kata Riza kepada Bongka.

“Coba kalau ada Cilla, mungkin lain ceritanya.” Kata Riza lirih.

Bongka yang mendengar sahabatnya bergumam hanya tersenyum. “Nah…akhirnya ingat Cilla juga kan? Cie..cie…Makanya jangan jengkel sama teman sendiri. Komentar, walau terkadang menyakitkan harus tetap diterima.”

Sambil meresapi apa yang dikatakan Bongka. “Oiya, dimana Cilla.” Kata Riza dalam hati.

Beberapa saat kemudian Riza ingat, kalau tadi di awal pelajaran ada surat izin di meja guru. “Mungkin itu surat izin Cilla.” Pikir Riza.

Dalam hati Riza membenarkan apa yang dikatakan Bongka, komentar walaupun terkadang kritik yang menyakitkan  memang ada gunanya

“Cilla, kutunggu komentarmu!” Teriak Riza dalam hati.

Dan sejak saat itu, Riza yang tadinya mukanya selalu cemberut akibat komentar Cilla sekarang menjadi lebih terlihat ceria serta berusaha untuk merubah kebiasaan buruknya supaya terhindar dari komentar lebih pedas Cilla.

 

 

 

 

20 komentar:

  1. No absen : 37

    Idolaku di cerita “komentar Cilla” adalah Cilla karena ia disiplin walaupun dia suka mengomentari teman lainnya

    BalasHapus
  2. No.absen:7

    Idolaku di cerita "Komentar Cilla"adalah Cilla,karena ia suka memperingatkan teman-temannya dari komentarnya

    BalasHapus
  3. No absen:26
    Tokoh idola:cilla karena dia baik,selalu mengingatkan temannya agar tidak melakukan kesalahan dan tidak dimarahin ibu guru.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. No absen:36

    Idolaku di cerita "komentar Cilla" adalah karena perhatian dan suka komentar tapi untuk menjadikan diri menjadi lebih baik dan disiplin

    BalasHapus
  6. No absen:29

    Idolaku di cerita "komentar Cilla" adalah Cilla karena perhatian dan suka berkomentar

    BalasHapus
  7. No absen : 6
    Idolaku : Cilla
    Alasan. : Karena walaupun cilla selalu mengomentari dengan kata kata yang tidak enak di hati... Tetapi maksud cilla itu baik... Menegur teman temannya tidak untuk berbuat yang jelek.

    BalasHapus
  8. No absen : 6
    Idolaku : Cilla
    Alasan. : Karena walaupun cilla selalu mengomentari dengan kata kata yang tidak enak di hati... Tetapi maksud cilla itu baik... Menegur teman temannya tidak untuk berbuat yang jelek.

    BalasHapus
  9. No.absen : 21
    Idolaku di cerita "Komentar Cilla" adalah Cilla
    karena Cilla anaknya baik dan suka komentar temanya agar menjadikan temannya disiplin.

    BalasHapus
  10. No absen:44
    Idolaku di cerita "Komentar Cilla" adalah Cilla karena mengomentari temannya agar tidak bersifat buruk

    BalasHapus
  11. No.absen : 30.

    Idola ku adalah Cilla karena ia sudah mengingat kan Riza untuk bersikap lebih baik karena Cilla peduli terhadap Riza dan teman²

    BalasHapus
  12. Absen 9
    Tokoh idolaku adalah Cilla karena perkataannya jujur dan apa adanya walau sedikit menyinggung

    BalasHapus
  13. Absen 9
    Tokoh idolaku adalah Cilla karena perkataannya jujur dan apa adanya walau sedikit menyinggung

    BalasHapus
  14. Absen 9
    Tokoh idolaku adalah Cilla karena perkataannya jujur dan apa adanya walau sedikit menyinggung

    BalasHapus
  15. No. Absen : 20
    Idolaku adalah Cilla
    Alasan : karena Cilla adalah anak yang disiplin , dan ia suka menegur dan memberitahu temannya bila ada yg berbuat tidak baik , walaupun terkadang teguran Cilla membuat kesal bahkan tersinggung ,tetapi itu juga bermanfaat bagi teman² Cilla dan kita.

    BalasHapus
  16. No absen 38
    Idolaku Cila
    Alasan:karena baik, disiplin dan suka menasehati teman yang berbuat salah

    BalasHapus
  17. No. Absen 11
    Idola ku adalah Cilla , karena walaupun ia sering berkomentar apa yang dilakukan oleh temannya tetapi sebenarnya ia mempunyai tujuan yang baik

    BalasHapus
  18. No Absen 33
    Idola ku adalah Cilla , karena sifat nya disiplin.

    BalasHapus
  19. nayoko no.absen 27
    Idolaku adalah Cilla
    Alasan : karena Cilla adalah anak yang disiplin , dan ia suka menegur dan memberitahu temannya bila ada yg berbuat tidak baik , walaupun terkadang teguran Cilla membuat kesal bahkan tersinggung ,tetapi itu juga bermanfaat bagi teman² Cilla dan kita.

    BalasHapus