Oleh: Nur Rakhmat, S.Pd

Rabu, 10 Februari 2021

On 00.51 by Nur Rakhmat in    No comments

 

Belajar Nyata Maya

Karya : Nur Rakhmat

“ Kak, ini kok jadi seperti ini? ”

Seperti biasanya pagi itu, adikku yang bernama Maya sedang belajar bersama guru dan teman teman secara langsung dengan menggunakan di gawainya yang memerlukan cukup banyak kuota. Kebetulan tiba – tiba video yang ditonton tidak bisa berputar.

“ Kak Raya, Kakak di mana? “ teriak Maya semakin lebih keras.

“ Sebentar Maya, ini kakak sedang  jalan! “

Terpaksa aku yang sedang mencuci baju seragamku dan Maya adikku menuju ke Maya yang sedang bingung menghadapi gawainya yang videonya tidak bergerak.

“ Oooalah ... ternyata paketan internetmu sudah habis May! “

“Mana buktinya kak? Ini penting soalnya Kak. Nanti aku takut ketinggalan pelajaran dari  Bu Guru Kak! “

Dasar Maya adikku, selalu ada saja yang dia sampaikan setiap menemui masalah yang dihadapinya. Tapi memang, aku dengarkan dari jauh, saat itu dia sedang mendengarkan penjelasan penting dari Bu Guru.

“ Yaudah sana Dek, kamu beli paket data di warung konter Pak Salim ya? Nih uangnya, tadi uang saku kakak sisa. “

Tanpa basa basi, Maya langsung lari ke warung Pak Salim. Namun, baru beberapa langkah, dari arah samping rumahnya terlihat Arya tertunduk lesu sambil sesekali melihat genggaman tangannya.

Dan tiba-tiba ...

Grubak !!

“ Aduh sakit ... “

Kulihat Arya mengerang kesakitan sambil memegang tangannya yang terlihat lecet. Dan Maya yang jatuh, juga terlihat mengerang kesakitan sambil teriak teriak

“ Jalan kok tidak lihat lihat, nih jadinya kayak gini! “ teriak Maya kepada Arya.

Terlihat Arya diam sambil berusaha bangkit dan mencari cari sesuatu seperti ada yang hilang.

“ Uangku di mana ya ? tadi saat tertabrak kamu, jatuhnya di mana May? “

“ Lo, Kamu menuduhku mengambil uangmu yang jatuh ? “ Jawab Maya sambil terlihat marah.

“ Aku tidak menuduhmu? Ya, siapa tahu tadi kamu tahu? “ Tukas Arya.

Kulihat mereka berdua semakin tidak karuan, bukannya berhenti, justru mereka semakin terlihat seperti hendak bertengkar.

“ Hei, Maya , apa yang kamu lakukan? “ Tanyaku ke Maya sambil berlari ke arah mereka berdua.

“ Arya menuduhku, mengambil uangnya Kak? “ kata Maya sambil berteriak seperti biasa.

“Aku tidak menuduhmu, Aku hanya bertanya di mana jatuhnya” bela Arya.

Saat mereka saling bersahut sahutan bicara terlihat, tidak jauh dari Maya, gumpalan kertas yang seolah olah seperti uang kertas.

“ Coba,di dekatmu itu May, ada gumpalan kertas, kamu lihat uang bukan? “

“Iya Kak, ini uang ! “

“ Itu uangku, itu uangku, itu uangku ..., rengek Arya yang melihat uangnya di bawa Maya.

Terlihat Arya merengek minta dikembalikan sambil mengusap usap air matanya.

“ Nih, uangmu ! Makanya hati hati jalan ! “ kata Maya kepada Arya.

Dasar Maya, masih saja mengganggu dan suka jahil kepada temannya. Sudah tahu Arya tergesa gesa seolah mau pergi ke tempat yang penting.

“Memangnya kamu mau kemana? ‘ tanyaku kepada Arya.

“ Iya Kak, aku mau ke warung Pak Salim mau membeli paket data pulsa karena saat belajar bersama tadi, tiba tiba tidak memutar videonya.” Jawab Arya.

“ Ngapain kamu, ke warung Pak Salim? “ tanya Maya Penasaran.

“ Aku hendak membeli data, May. Namun, uangku tinggal segini tidak cukup untuk ikut belajar sambil melihat video dari bapak ibu guru. “ Jawab Arya.

“Eh, apa gini aja. Sebagai permintaan maaf karena telah menuduhmu mengambil uangku. Ini kukasih sedikit uang tambahan untuk beli paketannya. “ kata Maya ke Arya.

“ Bener May ? “

Aku dan Arya serentak tidak percaya Maya bisa bersikap seperti itu. Sungguh di luar kebiasaan Maya.

“ Iya Kak, tenang Arya. Ini semua agar kamu bisa belajar bersama bapak ibu guru dan teman temanmu. Karena akupun sudah pernah mengalaminya. Tenang saja Kak. “

“ Oke May, terimakasih ya May. Akhirnya setelah dari warung Pak Salim aku bisa belajar lagi nanti” Kata Arya ke Maya.

“ Ya udah May, aku ke warung Pak Salim dulu ya.” Ucap Arya sambil berlari kembali sambil melambaikan tangan.

Terlihat Arya sudah hampir sampai di warung Pak Salim dan aku bersama adikku pulang terlebih dahulu ke rumah dan tidak jadi ke warung Pak Salim.

“May, kamu kok tumben mau berbagi ke temanmu? Biasanya kamu paling jago untuk pelit ... he he he “ tanyaku kepada adikku Maya.

  He he he, kan aku peduli Kak? “

“ Jadi aku berikan sebagian uangku ke Arya. Lagian kan, aku masih ada sisa sedikit kak !”

“ La, terus nanti sisa uangnya dari mana? “

“ Jelas dong, ya dari uang kakak! “

“ Maya, maya, kok ke kakak lagi? “

“ Ya, kan. Kakak yang paling tua, jadi kakak wajib tanggung jawab. “

“ Ya, benar juga sih. Jadi kakak harus tanggung jawab dan peduli kepada semuanya.

“ Nah, setuju kak ! Jadi nanti kita bareng bareng belajar untuk peduli dengan kondisi lingkungan.”

“ Betul sekali ajakanmu Maya. Peduli dan memiliki rasa empati dan simpati juga sangat bagus dan merupakan bentuk belajar nyata dan realita untuk kita, Maya.” Kata kakek yang tiba tiba datang dari balik pintu belakangku.

“Karena belajar ya tidak hanya videonan ataupun youtuban saja, namun juga membutuhkan langkah riel dalam kehidupan nyata. Contohnya seperti tadi, walaupun kamu kesulitan dan membutuhkan, kamu tetap berbagi ke temanmu “ lanjut kakek.

“Iya kek, terimakasih kek “ kataku kepada kakek yang selalu merawat aku dan adikku.

“Hore, jadi aku tadi juga belajar ya Kak, jadi tidak ketinggalan belajar Kak! Asyik”

Terlihat Maya sangat senang dan gembira mendengar petuah kakek. Benar benar belajar nyata buat Maya.

Selamat Membaca dan selamat menikmati

0 komentar:

Posting Komentar