Rabu, 10 Februari 2021
Belajar
Nyata Maya
Karya
: Nur Rakhmat
“ Kak, ini kok
jadi seperti ini? ”
Seperti biasanya
pagi itu, adikku yang bernama Maya sedang belajar bersama guru dan teman teman
secara langsung dengan menggunakan di gawainya yang memerlukan cukup banyak
kuota. Kebetulan tiba – tiba video yang ditonton tidak bisa berputar.
“ Kak Raya, Kakak
di mana? “ teriak Maya semakin lebih keras.
“ Sebentar Maya,
ini kakak sedang jalan! “
Terpaksa aku yang
sedang mencuci baju seragamku dan Maya adikku menuju ke Maya yang sedang
bingung menghadapi gawainya yang videonya tidak bergerak.
“ Oooalah ...
ternyata paketan internetmu sudah habis May! “
“Mana buktinya
kak? Ini penting soalnya Kak. Nanti aku takut ketinggalan pelajaran dari Bu Guru Kak! “
Dasar Maya adikku,
selalu ada saja yang dia sampaikan setiap menemui masalah yang dihadapinya.
Tapi memang, aku dengarkan dari jauh, saat itu dia sedang mendengarkan
penjelasan penting dari Bu Guru.
“ Yaudah sana Dek,
kamu beli paket data di warung konter Pak Salim ya? Nih uangnya, tadi uang saku
kakak sisa. “
Tanpa basa basi,
Maya langsung lari ke warung Pak Salim. Namun, baru beberapa langkah, dari arah
samping rumahnya terlihat Arya tertunduk lesu sambil sesekali melihat genggaman
tangannya.
Dan tiba-tiba ...
Grubak !!
“ Aduh sakit ... “
Kulihat Arya
mengerang kesakitan sambil memegang tangannya yang terlihat lecet. Dan Maya
yang jatuh, juga terlihat mengerang kesakitan sambil teriak teriak
“ Jalan kok tidak
lihat lihat, nih jadinya kayak gini! “ teriak Maya kepada Arya.
Terlihat Arya diam
sambil berusaha bangkit dan mencari cari sesuatu seperti ada yang hilang.
“ Uangku di mana
ya ? tadi saat tertabrak kamu, jatuhnya di mana May? “
“ Lo, Kamu
menuduhku mengambil uangmu yang jatuh ? “ Jawab Maya sambil terlihat marah.
“ Aku tidak menuduhmu?
Ya, siapa tahu tadi kamu tahu? “ Tukas Arya.
Kulihat mereka
berdua semakin tidak karuan, bukannya berhenti, justru mereka semakin terlihat
seperti hendak bertengkar.
“ Hei, Maya , apa
yang kamu lakukan? “ Tanyaku ke Maya sambil berlari ke arah mereka berdua.
“ Arya menuduhku,
mengambil uangnya Kak? “ kata Maya sambil berteriak seperti biasa.
“Aku tidak
menuduhmu, Aku hanya bertanya di mana jatuhnya” bela Arya.
Saat mereka saling
bersahut sahutan bicara terlihat, tidak jauh dari Maya, gumpalan kertas yang
seolah olah seperti uang kertas.
“ Coba,di dekatmu
itu May, ada gumpalan kertas, kamu lihat uang bukan? “
“Iya Kak, ini uang
! “
“ Itu uangku, itu
uangku, itu uangku ..., rengek Arya yang melihat uangnya di bawa Maya.
Terlihat Arya
merengek minta dikembalikan sambil mengusap usap air matanya.
“ Nih, uangmu !
Makanya hati hati jalan ! “ kata Maya kepada Arya.
Dasar Maya, masih
saja mengganggu dan suka jahil kepada temannya. Sudah tahu Arya tergesa gesa
seolah mau pergi ke tempat yang penting.
“Memangnya kamu
mau kemana? ‘ tanyaku kepada Arya.
“ Iya Kak, aku mau
ke warung Pak Salim mau membeli paket data pulsa karena saat belajar bersama
tadi, tiba tiba tidak memutar videonya.” Jawab Arya.
“ Ngapain kamu, ke
warung Pak Salim? “ tanya Maya Penasaran.
“ Aku hendak
membeli data, May. Namun, uangku tinggal segini tidak cukup untuk ikut belajar
sambil melihat video dari bapak ibu guru. “ Jawab Arya.
“Eh, apa gini aja.
Sebagai permintaan maaf karena telah menuduhmu mengambil uangku. Ini kukasih
sedikit uang tambahan untuk beli paketannya. “ kata Maya ke Arya.
“ Bener May ? “
Aku dan Arya
serentak tidak percaya Maya bisa bersikap seperti itu. Sungguh di luar
kebiasaan Maya.
“ Iya Kak, tenang
Arya. Ini semua agar kamu bisa belajar bersama bapak ibu guru dan teman
temanmu. Karena akupun sudah pernah mengalaminya. Tenang saja Kak. “
“ Oke May,
terimakasih ya May. Akhirnya setelah dari warung Pak Salim aku bisa belajar
lagi nanti” Kata Arya ke Maya.
“ Ya udah May, aku
ke warung Pak Salim dulu ya.” Ucap Arya sambil berlari kembali sambil melambaikan
tangan.
Terlihat Arya
sudah hampir sampai di warung Pak Salim dan aku bersama adikku pulang terlebih
dahulu ke rumah dan tidak jadi ke warung Pak Salim.
“May, kamu kok
tumben mau berbagi ke temanmu? Biasanya kamu paling jago untuk pelit ... he he
he “ tanyaku kepada adikku Maya.
“ He he he, kan aku peduli Kak? “
“ Jadi aku berikan
sebagian uangku ke Arya. Lagian kan, aku masih ada sisa sedikit kak !”
“ La, terus nanti
sisa uangnya dari mana? “
“ Jelas dong, ya
dari uang kakak! “
“ Maya, maya, kok
ke kakak lagi? “
“ Ya, kan. Kakak
yang paling tua, jadi kakak wajib tanggung jawab. “
“ Ya, benar juga
sih. Jadi kakak harus tanggung jawab dan peduli kepada semuanya.
“ Nah, setuju kak !
Jadi nanti kita bareng bareng belajar untuk peduli dengan kondisi lingkungan.”
“ Betul sekali
ajakanmu Maya. Peduli dan memiliki rasa empati dan simpati juga sangat bagus
dan merupakan bentuk belajar nyata dan realita untuk kita, Maya.” Kata kakek
yang tiba tiba datang dari balik pintu belakangku.
“Karena belajar ya
tidak hanya videonan ataupun youtuban saja, namun juga membutuhkan langkah riel
dalam kehidupan nyata. Contohnya seperti tadi, walaupun kamu kesulitan dan
membutuhkan, kamu tetap berbagi ke temanmu “ lanjut kakek.
“Iya kek, terimakasih
kek “ kataku kepada kakek yang selalu merawat aku dan adikku.
“Hore, jadi aku
tadi juga belajar ya Kak, jadi tidak ketinggalan belajar Kak! Asyik”
Terlihat Maya
sangat senang dan gembira mendengar petuah kakek. Benar benar belajar nyata
buat Maya.
Selamat Membaca
dan selamat menikmati
Search
Video
Kurtilas
Kategori
Arsip Blog
-
▼
2021
(54)
-
▼
Februari
(22)
- Sabtu Pagi di Pasadena
- GURIT SENDIKA (Antologi Geguritan)
- Tilik Sekolah
- DOMINEMA (Dongeng Mini Enam A) Persiapan Langkah d...
- CONTOH PIDATO TEMA PENDIDIKAN
- Prestasi (Bukan) Hanya Inteligensi
- Nenekku Pahlawanku
- Anak Gadis Bermata Sendu
- Komentar Cilla
- PIDATO TEMA TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
- Pantun Nasihat Nur Rakhmat
- Aduhai Indah Kau Indahnya
- Senyum Manis Ustadz Kanta
- Belajar Nyata Maya
- Contoh pidato Lomba Mapsi
- Contoh Pidato Lomba Siswa Berprestasi
- Naskah. Simposium Guru 2016
- Tiga Kurcaci Pemberani
- Sepanjang Jalan Terkembang
- Parlemen Modern dan Edukasi Konstitusi
- Kasih Di Ujung Waktu
- Udan Isuk Iki
-
▼
Februari
(22)
0 komentar:
Posting Komentar