Oleh: Nur Rakhmat, S.Pd

Sabtu, 06 Februari 2021

On 07.44 by Nur Rakhmat in    13 comments

 

Sabtu Pagi di Pasadena

Karya : kang.rakhmat

 

Pagi di Pasadena kota lumpia

Aku terbangun dari mimpi anugerah Sang Esa

Kubuka pintu dan kupandang langit

Ah … hari masih gelap

Sepertinya matahari enggan menyapaku di pagi itu

Sunyi tiada bertepi

Deru brompit dan kuda besi Pak Tua musnah hilang ditelan tangis langit nan peri

Kubuka gawai dan kotak bersuara dalam rumahku

Air berontak!

Angin menari tiada henti

Bukit seolah bertutur “Jangan Kau injak kaki kakiku! Jangan kau halangi aku!”

Aku terpaku

Kulihat status pengelana maya dikepung air berontak langit tak bertepi

Seolah bukan ilusi dalam kabut simpati

Bukan pula fatamorgana dalam ghibah bencana hati

Ah … jangan Kau hiraukan itu, itu hanya omongan lathi yang tersakiti

Bukan kalam bijak pengelana maya hakiki

Namun, jangan anggap aku waskita bagai penguasa

Aku hanya bercerita Sabtu pagi di Pasadena

Tentang asa yang terbendung tangis langit kota lumpia

 

Pasadena,06022021

13 komentar:

  1. Wah,, pak guru rahmat luar biasaa๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. moohn doanya semoga banjir di kota semarang segera surut dan kami warga kota semarang semoga selalu dalam keselamatan, Aamiin ,,,

      Hapus
  2. Keren , Jiwa penulis tumbuh ketika melihat suatu keadaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon doanya semoga banjir di kota semarang ini dan tempat lainnya segera surut serta kita semua dalam keselamatan. AAmiin ..

      Hapus
  3. Selalu inspiratif pak guru satu ini ^_^

    BalasHapus
  4. Luar biasa Mas....Terus berkaryaa :)

    BalasHapus
  5. Wowwww keren bpk puisinya .... semangat berkarya bpk

    BalasHapus
  6. Mantap pak semoga makin sukses

    BalasHapus
  7. Liar biasa. Perasaan saya ikut terhanyut.

    BalasHapus