Oleh: Nur Rakhmat, S.Pd

Minggu, 07 Februari 2021

On 19.35 by Nur Rakhmat in    No comments

 

Prestasi (Bukan) Hanya Inteligensi

Nur Rakhmat

Guru SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang

Pernyataan itulah yang tepat kita renungkan bersama terkait bagaimana cara menanamkan dan menumbuhkan pemahaman serta merubah mindset bahwa prestasi itu tidak hanya pandai dengan mata pelajaran atau kemampuan kognitif saja, melainkan pandai pada sisi afektif dan motorik juga dikatakan sebagai pandai dan memiliki prestasi.

Mengapa demikian? Karena selama ini masih ada dari kita baik guru, orang tua, dan masyarakat yang mengedepankan bahwa pintar mata pelajaran adalah segala galanya. Padahal sejatinya anak yang taat pada orang tua, guru dan saling menghormati adalah anak yang pintar juga. Anak yang rajin beribadah dan suka menolong juga termasuk katagori anak yang berprestasi.

Selain itu anak dengan kemampuan di bidang olahraga misalnya juara badminton, senam, voli juga termasuk anak yang berprestasi. Anak pandai bermain instrumen musik, menyanyi serta mengaji juga dikatakan sebagai anak yang berprestasi. Sehingga sudah sangat tepat sekali jika dalam Penerimaan Peserta Didik Baru di beberapa daerah selama masa pandemi ini tidak hanya mengakomodir prestasi dari nilai akademis yang bersumber dari raport saja, tetapi semua piagam prestasi siswa di berbagai kejuaraan baik akademis maupun non akademis menjadi salah satu pertimbangan yang digunakan dalam menentukan diterima atau tidaknya siswa di sekolah yang dituju.

Semua Anak Berprestasi, Semua Sekolah Favorit

            Anak berprestasi ataupun anak yang pintar adalah anak yang mampu mencapai tahap yang ditentukan dalam kompetensi tertentu. Sebagaimana dikatakan oleh Nana Sujana bahwa prestasi adalah suatu keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti atau menjalani program pengajaran dalam jumlah waktu tertentu yang ditentukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

            Sehingga dengan anak dikatakan sebagai anak yang berprestasi, tentu mereka juga ingin masuk di sekolah favorit, misal lulusan sekolah dasar, sekolah yang ingin dituju anak berprestasi ini adalah SMP Favorit, dan begitu juga di lulusan SMP, maka yang ingin dituju adalah SMA favorit atau yang dalam pandangan umum adalah sekolah yang sering menang dalam lomba lomba kejuaraan tertentu serta memiliki output nilai kognitif tertinggi daripada sekolah lainnya.

            Namun, PPDB 2020 yang dilaksanakan di era pandemi ini di beberapa daerah seolah menjadi penyengat kembali bahwa nilai raport akademik bukan satu satunya jalan masuk ke sekolah favorit yang diinginkan masyarakat. Adanya anak dengan nilai raport hanya rata rata dan bahkan minim tetapi memiliki piagam prestasi dan bisa masuk di sekolah favorit menjadi bukti bahwa kemampuan lain atau kompetensi siswa jika diasah atau dilatih terus menerus juga bisa menjadikan anak sebagai anak juara dan berprestasi.

            Hal ini sesuai bahwa kepintaran, kecerdasan atau prestasi anak bukan hanya dari sisi anak dengan nilai pelajaran bagus saja atau anak dengan sisi kognitif saja, tetapi seperti yang dikatakan oleh Howard Gardner, bahwa pintar atau cerdasnya anak itu sangatlah majemuk, meliputi kecerdasan linguistik, matematis-logis, visual, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalistik dan kecerdasa spiritual.

            Sehingga, sesuai teori tersebut seharusnya menjadikan kita tidak risau dan gelisah jika anak kita tidak diterima di sekolah yang diinginkan. Akan tetapi, marilah kita tumbuhkan sisi positifnya, dengan ungkapan penuh syukur dan keyakinan diri bahwa anak sudah diterima di sekolah favorit lain, karena dengan adanya sistem zonasi semua sekolah adalah sekolah favorit. Dan anak juga bisa belajar dengan optimal sesuai dengan target dan kompetensi yang akan dicapai.

            Seperti apa yang diungkapkan oleh George F. Kneller dalam buku Arif Rohman yaitu Memahami Ilmu Pendidikan, dikatakan bahwa pendidikan meliputi tiga cakupan yaitu luas, teknis, dan hasil yang semuanya terkait dengan pikiran, karakter, kemampuan fisik, masyarakat dan ilmu pengetahuan serta keterampilan. Maka, jika semua sudah memahami konsep terkait prestasi dan pendidikan tersebut, harapannya pendidikan benar benar bisa maju dan berkembang serta bisa menjadi dasar kuat bahwa semua anak berprestasi dan semua sekolah adalah sekolah favorit.

0 komentar:

Posting Komentar